Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Israel Diduga Ada Di Balik Penyerangan Kapal Kargo Iran Di Laut Merah

RABU, 07 APRIL 2021 | 08:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebuah kapal berbendera Iran 'Saviz' diduga diserang di Laut Merah di lepas pantai Eritrea. Sebuah spekulasi beredar luas bahwa Israel mungkin berada di balik insiden tersebut.

Serangan itu dilaporkan terjadi pada Selasa (6/4) malam, beberapa jam setelah Iran mengadakan pembicaraan putaran pertama dengan kekuatan Barat di Wina dalam upaya untuk menyelamatkan perjanjian nuklir 2015, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (7/4).

Laporan awal menunjukkan bahwa kapal pengintai intelijen Saviz, yang terkait dengan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, menjadi sasaran ranjau magnet, meskipun para pejabat di Teheran belum mengomentari insiden tersebut.


Insiden tersebut dilaporkan terjadi di dekat Yaman, memicu spekulasi bahwa kapal itu mungkin digunakan untuk mendukung pemberontak Houthi di negara yang dilanda perang itu.

Laporan di media Iran mengklaim bahwa insiden itu dipicu oleh ledakan ranjau limpet yang terpasang di kapal, yang telah ditempatkan di Laut Merah selama beberapa tahun "membantu pasukan angkatan laut Iran" yang dikirim dalam misi pengawalan kapal komersial.

Ketegangan antara Iran dan musuh lamanya Israel telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah pemerintahan baru Presiden Joe Biden di Washington menyatakan kesediaannya untuk menghidupkan kembali diplomasi dengan Teheran.

Ini semakin meningkat setelah Iran menuduh Israel membunuh ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh, setelah itu kedua belah pihak meningkatkan aktivitas di perairan regional.

Di masa lalu, kedua belah pihak dalam banyak kesempatan menuduh satu sama lain melakukan serangan terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut.

Sejauh ini belum ada pernyataan resmi tentang insiden terbaru dari Tel Aviv.

Sementara, Juru Bicara Pentagon Komandan Jessica L. McNulty mengomentari insiden tersebut dengan mengatakan: "Kami mengetahui laporan media tentang insiden yang melibatkan Saviz di Laut Merah. Kami dapat mengonfirmasi bahwa tidak ada pasukan AS yang terlibat dalam insiden tersebut.

"Kami tidak memiliki informasi tambahan," katanya.

'Saviz' diberi sanksi pada tahun 2018 oleh pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump. Kapal itu ditempatkan di Perbendaharaan Khusus Warga Negara dan Daftar Orang yang Diblokir (SDN).

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya