Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti disambut Sultan Kutai Kertanegara, Ing Martadinata ke XXI, Aji Muhammad Arifin dengan adat Kutai/Ist
Pembangunan Ibukota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara harus benar-benar memperhatikan perspektif lingkungan dan potensi kebencanaan.
Dengan demikian, ibukota negara akan benar-benar bebas dari ancaman banjir.
"Konsep
smart city dan
forest city atau
the bush capital serta sekaligus dengan pemulihan dan perlindungan lingkungan harus menjadi ciri istimewa dan menjadi model percontohan perkotaan modern. Yang terpenting adalah bebas dari banjir," kata Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti usai berkunjung ke Kesultanan Kukar Ing Martadinata, Kaltim, Senin (5/4).
Sebagai kota pintar, ibukota baru harus mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi beserta teknologi internet untuk segala (IoT) dengan cara yang aman untuk mengelola aset kota.
Meliputi sistem informasi pemerintahan lokal, sekolah, perpustakaan, sistem transportasi, rumah sakit, pembangkit listrik, jaringan penyediaan air, pengelolaan limbah, penegakan hukum dan pelayanan masyarakat lainnya sehingga efektif dan efisien dalam pelayanan.
"
Smart city harus menjadi pedoman pembangunan ibukota baru.
Smart city dicirikan dengan integrasi bersifat pelayanan publik, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat bisa dilakukan secara satu pintu," tandasnya.