Berita

Ketua DPD RI LaNyalla di bandara Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur dalam rangka melakukan pengawasan dan rapat kerja terkait rencana pembangunan Ibu Kota Negara/Ist

Politik

LaNyalla: Produk Lokal Menghadapi Kematian Industri Kalau Impor Merajalela

MINGGU, 04 APRIL 2021 | 15:13 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Upaya melindungi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) perlu dilakukan pemerintah dengan melakukan proteksi pasar dari serbuan dari produk impor yang marak melalui penjualan daring.

Sebagaimana diketahui, pandemi Covid-19 membuat sejumlah pihak menggunakan jasa e-commerce untuk memasarkan produk mereka. Salah satunya adalah produk impor tekstil yang merajalela di pasaran.

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai, e-commerce amat besar pengaruhnya terhadap produk-produk impor, baik konsumsi kebutuhan rumah tangga maupun pakaian jadi.

"Keluhan yang dirasakan di tengah-tengah program pemerintah terkait program pemulihan ekonomi nasional adalah pelaku usaha garmen sulit menjual produk karena tidak mampu bersaing. Padahal harga terbilang lebih murah dan kualitas pun lebih baik," ujar LaNyalla di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (4/4).

Oleh karenanya, ia meminta pemerintah memproteksi pasar melalui regulasi yang melindungi pelaku usaha lokal. Sebab bila peredaran produk impor dibiarkan merajalela, maka produk lokal akan menghadapi kematian industri dan bersiap menghadapi permasalahan sosial yang besar.

Senator Dapil Jawa Timur itu mendesak pemerintah agar segera menyelesaikan regulasi yang memproteksi pasar. Sebab hingga kini hal tersebut belum juga dirampungkan pemerintah.

"Ini urgent dan harus menjadi prioritas hingga saatnya kita mampu bersaing di pasar bebas," tegas alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.

Industri Kecil dan Menegah (IKM) tekstil mengalami penurunan penjualan disebabkan pandemi Covid-19 dan banjir produk impor di pasaran.Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia menyebutkan produk impor tekstil tidak hanya terjadi di pasar swalayan, namun juga masuk ke marketplace.

Data Indotextiles yang menyebutkan, sepanjang 2020 produksi garmen IKM mencapai sekitar 641.000 ton. Di Jawa Barat banyak sekali produksinya, misalnya sentra rajut binong di Bandung. Mereka produksi terus-menerus dengan pekerja yang juga banyak.

Miris ketika produknya tidak dapat bersaing dengan impor. Harganya jauh sekali tetapi kualitas lebih baik dibandingkan produk impor.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya