Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Masih Dipimpin Dari Dalam Penjara, Partai Nanggroe Aceh Bisa Makin Tercecer Dan Tenggelam

JUMAT, 02 APRIL 2021 | 14:57 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Sebuah partai politik tidak akan mampu bersaing jika dipimpin dari balik jeruji besi. Hal ini juga mengabaikan sejumlah etika yang berdampak pada kehancuran partai.

Demikian dikatakan pengamat politik, Nasrul Zaman, terkait kondisi Partai Nanggroe Aceh (PNA) yang hingga kini masih saja dipimpin sang ketua umum, Irwandi Yusuf, yang saat ini masih mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Irwandi divonis bersalah atas kasus suap dana alokasi khusus yang melibatkan bekas Bupati Bener Meriah, Ahmadi.


Menurut Nasrul, partai politik saat ini sangat tergantung dari sosok-sosok yang mengendalikan partai itu. Sehingga, setiap parpol sepatutnya memilih sosok-sosok yang bersih dan kredibel untuk dijadikan seorang pemimpin dan panutan.

"Ya tidak etis lah (dipimpin dari penjara). Sekarang kan kita mau memperkuat partai lokal. Tidak mungkin dia memimpin dari penjara," kata Nasrul kepada Kantor Berita RMOLAceh, Jumat (2/4).

Nasrul juga menilai memimpin partai politik dari balik penjara adalah sebuah pelanggaran semua etika yang ada. Dari sisi efektivitas, Irwandi tidak akan dapat diajak berdiskusi dengan pengurus partai di Aceh.

Apalagi, di dalam penjara, dia tidak punya waktu dan fasilitas yang memungkinkan untuk menggelar pertemuan-pertemuan virtual.

Karena itu Nasrul menyarankan Irwandi menyerahkan kepemimpinan PNA kepada kader lain. Irwandi juga telah beberapa tahun memimpin partai.

Nah, sosok yang paling tepat untuk memimpin PNA, kata Nasrul, adalah Samsul Bahri alias Tiyong.

"Serahkankan sama Tiyong. Selama ini sebagai ketua tim sukses memiliki rekam jejak yang baik. Saya pikir hal yang wajar. Tidak masalah. Dia juga cakap dalam mengorganisir," ucap Nasrul.

Dengan menyerahkan kepemimpinan kepada Tiyong, berarti Irwandi menjalankan sebuah rekonsiliasi yang saat ini dibutuhkan oleh PNA. Jika tidak, PNA akan tenggelam akibat konflik di internal partai. Sudah saatnya seluruh kader PNA membangun solidaritas dan soliditas.

Apalagi di masa depan, PNA memiliki tugas yang cukup berat. Tugas itu tidak akan dapat diselesaikan dengan baik jika dipimpin dari dalam penjara.

“Serahkan saja kepemimpinan partai kepada kader lain. Supaya partai bisa berkembang lebih besar dan lebih baik," kata Nasrul.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya