Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Tanggapi Kecaman Kepergian Reporter BBC, Beijing: Kartu Persnya Kadaluwarsa Dan Tidak Lagi Berstatus Jurnalis Asing Di China

JUMAT, 02 APRIL 2021 | 13:32 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Otoritas China menanggapi dingin kepergian wartawan BBC ke Taiwan. Kemenlu bahkan menyebut sikap BBC yang menggunakan peristiwa kepergian wartawannya itu untuk mengancam dan memeras Beijing. Mengatakannya sebagai sesuatu yang menyedihkan, seraya  menekankan bahwa China adalah korban sebenarnya dari laporan palsu media yang berbasis di Inggris tersebut.

Tanggapan tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying pada Kamis (1/4) waktu setempat.

“John Sudworth (wartawan BBC) itu tidak memberi tahu otoritas China terkait sebelum cuti dan tidak melalui prosedur keberangkatan normal. Kartu persnya pun telah kadaluwarsa dan dia tidak lagi berstatus sebagai jurnalis asing residen di China,” katanya, seperti dikutip dari Global Times, Jumat (2/4).

Dalam pidatonya selama 8 menit, Hua juga kembali mengkritik BBC karena laporannya yang palsu dan bias tentang China dalam beberapa tahun terakhir, terutama tentang masalah terkait Covid-19 dan Xinjiang, yang telah merusak kepentingan penduduk Xinjiang dan mencoreng citra internasional China.

Menanggapi tweet BBC yang mengklaim Sudworth telah ‘kabur’ dari Beijing ke Taiwan serta tuduhan dari Foreign Correspondent's Club of China (FCCC) mengenai lingkungan media China, Hua berkata, "ini menunjukkan kepribadian Sudworth. Dia tidak hanya pergi begitu saja tanpa pemberitahuan, tetapi juga mundur dari China."

“Dan pernyataan FCCC adalah contoh tipikal membalikkan hitam dan putih,” tambah Hua.

Menurut Hua, Tiongkok tidak pernah mengakui organisasi ilegal ini. Keanggotaan organisasi ini kurang dari setengah dari semua koresponden asing di China, yang sebenarnya merupakan lingkaran kecil koresponden dari beberapa negara di Eropa dan AS.

“Apa yang disebut pernyataan FCCC mungkin dibuat oleh beberapa yang disebut direkturnya, dan terkadang jurnalis lain bahkan diwakili tanpa sepengetahuan sebelumnya,” kata Hua.

“Organisasi itu menutup mata atas bantuan yang telah diberikan China kepada jurnalis asing saat menyerang lingkungan media negara itu. Organisasi itu juga tidak mengeluarkan peringatan atas laporan palsu Sudworth, yang benar-benar menjungkirbalikkan fakta,” lanjutnya.

Dalam pernyataannya, FCCC mengatakan bahwa kartu pers Sudworth hanya berlaku beberapa bulan selama dua tahun terakhir, dan hidupnya tidak stabil. Namun, Hua mengklarifikasi bahwa lebih dari 98 persen kartu pers dari hampir 500 jurnalis asing di China berlaku selama satu tahun.

Banyak jurnalis asing telah tinggal dan bekerja di China selama lebih dari satu dekade atau bahkan 30 tahun. Sudworth dan keluarganya telah berada di Tiongkok selama sembilan tahun. Istrinya, juga seorang jurnalis, memiliki kartu pers yang berlaku selama satu tahun.

“Jika China benar-benar mengancamnya, bagaimana keluarganya bisa tinggal di China selama sembilan tahun?” tanya Hua.

“Apakah (FCCC) tahu bahwa semua visa untuk jurnalis China di AS hanya berlaku selama tiga bulan? Apakah mereka tahu bahwa biayanya  455 dolar AS setiap kali bagi reporter China untuk memperpanjang aplikasi visa? Sebaliknya, jurnalis asing di China seharusnya merasa beruntung,” jelas Hua.

“Mereka tahu itu, tapi mereka berpura-pura menjadi tuli dan bodoh,” katanya.

“Anda mungkin tidak menyukai China, tetapi Anda tidak boleh mendiskreditkan dan menyerang China dengan tidak bermoral. Jika beberapa media Barat terus menempatkan ideologi di atas kenyataan, pasti akan semakin mempercepat kebangkrutan kredibilitas mereka,” kata Hua.

Juru bicara tersebut menegaskan China akan selalu dan terus berkomitmen untuk memberikan kemudahan dan bantuan kepada jurnalis asing dalam pekerjaan dan pemberitaannya. di China, tetapi dengan tegas menentang bias ideologis yang kuat terhadap negaranya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya