Berita

Desain Patung Garuda di Ibukota Negara, Kalimantan Timur/Repro

Politik

Gde Siriana Ungkap Tujuan Terselubung Di Balik Rencana Ground Breaking IKN

RABU, 31 MARET 2021 | 05:54 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pembangunan ibukota negara baru dinilai sudah tidak relevan dibahas di tengah kondisi bangsa yang sedang dilanda pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi.

Terlebih menurut Direktur Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf, undang-undang IKN masih berupa draf Rancangan Undang-Undang (RUU) dan belum final.

"Saya melihatnya ada kepentingan short term untuk angkat lagi isu ibukota baru ini," ujar Gde Siriana kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (31/3).


Adapun pemerintah saat ini mengaku siap membangun kantor kepresidenan RI atau istana negara di IKN, Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur. Bahkan Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa memastikan peletakan batu pertama atau ground breaking istana negara di IKN baru akan dimulai tahun ini.

Gde Siriana menduga, kembali dibahasnya IKN baru sengaja digulirkan untuk menaikkan harga proprti di kawasan IKN baru. Sejak awal pembahasan hingga penentuan lokasi IKN baru di Kalimantan Timur, harga properti milik pengembang besar langsung laku keras.

"Harga tanah dan properti naik dan cepat terjual. Kemudian isu IKN melemah, pasar ragu ini jadi atau enggak, tentu harga properti bisa turun lagi," urai Gde.

"Jika sekarang akan dilakukan ground breaking istana negara, tentu properti di sana naik lagi. Bisa dijadikan agunan atau kolateral untuk dapatkan kredit dari bank," sambungnya.

Namun demikian, rencana peletakan batu pertama diyakininya belum menjamin pembangunan IKN baru akan terealisasi. Ia pun mengingatkan era Joko Widodo saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta gagal membangun monorail meski sudah ground breaking.

"Padahal saat itu sudah melibatkan BUMN Adhi Karya. Jadi jika isu IKN baru ini masih jauh dari feasible dan relevansinya dengan situasi sekarang, ini sangat mungkin ada tujuan lainnya dalam jangka pendek," tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya