Berita

Sebuah mesin pemanen kapas bekerja di sebuah ladang di Daerah Otonomi Xinjiang Uygur, Tiongkok/Ney

Dunia

Bantah Tudingan, Misi China Untuk PBB: Bagaimana Bisa Ada Kerja Paksa Di Era Ekonomi Digital

SELASA, 30 MARET 2021 | 14:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Misi China untuk PBB di Jenewa membantah pernyataan yang dilontarkan oleh pakar hak asasi manusia organisasi tersebut, di mana mereka pada Senin (29/3) menyuarakan keprihatinan atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis Uighur di wilayah Xinjiang.

Dalam rilisnya, para ahli PBB mengatakan pekerja Uighur diduga telah dipekerjakan secara paksa di industri berketerampilan rendah dan padat karya seperti memetik kapas, sektor tekstil dan garmen, dan menyerukan kepada perusahaan global dan domestik untuk memeriksa dengan cermat rantai pasokan mereka.

"Kelompok Kerja Bisnis dan Hak Asasi Manusia, bersama dengan beberapa prosedur khusus lainnya dari Dewan Hak Asasi Manusia, mendistorsi fakta dengan jahat dan menyebarkan kebohongan 'kerja paksa' terhadap China karena bias dan tujuan politik," kata juru bicara Misi China untuk PBB, Liu Yuyin, seperti dikutip dari CGTN, Selasa (30/3).

Mengutip tingkat otomatisasi industri kapas Xinjiang, Liu mengatakan sektor agribisnis, tekstil dan garmen, dan otomotif Xinjiang, yang disebutkan oleh para ahli PBB ini, telah menjadi sangat otomatis.

"Pada tahun 2020, 70 persen dari semua kapas di Xinjiang dipanen secara mekanis, dan tingkat otomatisasi beberapa perusahaan tekstil lokal lebih dari 90 persen," katanya.

"Setiap desa di China memiliki akses ke jaringan 4G, dan penduduk pedesaan di seluruh negeri, termasuk di Xinjiang, telah lama menjual produk pertanian mereka di internet," lanjutnya.

"Kami bertanya-tanya, bagaimana bisa 'kerja paksa' ada di era ekonomi digital dan perkembangan cerdas seperti itu?," ujarnya.

Liu mengatakan pernyataan kelompok itu bias dan politis, dan para ahli berkumpul dalam upaya untuk mencoreng China, merusak stabilitas China dan menahan pembangunan China.

"Kelompok Kerja aktif berkolaborasi dengan pasukan anti-China, bertindak dengan sukarela sebagai 'juru bicara' dan 'penguat' bagi mereka," kata Liu.

Dia mendesak para ahli dan anggota Kelompok Kerja ini untuk berhenti menyebarkan kebohongan yang tidak masuk akal.

Utusan itu juga mengatakan China selalu menyambut orang-orang yang adil dan obyektif dari berbagai negara untuk mengunjungi China termasuk Xinjiang.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya