Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Pengamat Curiga Ada Orang Dekat Yang Sengaja Ingin Mempermalukan Jokowi

SELASA, 30 MARET 2021 | 09:17 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo seperti sedang dilingkari oleh orang-orang yang dengan sengaja coba untuk menyesatkannya. Bahkan mereka tega untuk mempermalukan presiden di hadapan publik dengan memberi data-data yang salah.

Begitu kata pakar politik dan hukum dari Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam menanggapi pernyataan Jokowi yang mengklaim selama 3 tahun terakhir tidak ada impor beras. Pernyataan ini bertentangan dengan data yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurut Saiful, problem seorang pemimpin adalah jika tidak mendapatkan informasi yang akurat dari orang terdekatnya.

"Kalau kemudian informasi yang diberikan kepada Jokowi tersebut tidak benar, maka sudah selayaknya orang yang memberikan informasi tersebut dikenakan sanksi sampai dengan pencopotan dari jabatannya," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (30/3).

Informasi yang disampaikan kepada presiden semestinya adalah informasi yang akurat. Apalagi, informasi tersebut dipublikasikan secara terbuka di ruang publik.

"Kalau sampai meleset, maka muka presiden taruhannya," ujarnya.

Sehingga, kata Saiful, hal seperti itu harus diminimalisir agar kewibawaan lembaga kepresidenan tetap terjaga.

"Saya melihat selama ini banyak data yamg tidak sinkron utamanya dengan data BPS. Ini sebenarnya data BPS yang salah atau ada pihak-pihak yang salah memberikan data kepada presiden?" heran Saiful.

Saiful pun curiga ada pihak yang sengaja ingin mempermalukan Presiden Jokowi di muka umum.

"Saya kira presiden harus cek apakah benar demikian, kalau memang benar ada, maka bukan tidak mungkin ada pihak-pihak yang dengan sengaja ingin menyesatkan Presiden di muka publik," pungkas Saiful.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Puluhan Sepeda Motor Curian Diparkir di Polsek Tambora

Kamis, 25 April 2024 | 10:05

Kereta Cepat Whoosh Angkut 200 Ribu Penumpang selama Lebaran 2024

Kamis, 25 April 2024 | 09:56

9 Kandidat Bacalon Walikota Cirebon Siap Fit and Proper Test

Kamis, 25 April 2024 | 09:55

Usai Naikkan Suku Bunga, BI Optimis Rupiah akan Kembali ke Rp15.000 di Akhir Tahun

Kamis, 25 April 2024 | 09:51

Parpol Menuduh Pemilu Curang Haram Gabung Koalisi Pemerintah

Kamis, 25 April 2024 | 09:49

Demokrat Welcome PKB Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Kamis, 25 April 2024 | 09:49

KPK akan Kembali Tangkap Bupati Mimika Eltinus Omaleng

Kamis, 25 April 2024 | 09:38

Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik, Begini Caranya

Kamis, 25 April 2024 | 09:37

Pembatasan Kendaraan Pribadi Belum Tentu Atasi Macet Jakarta

Kamis, 25 April 2024 | 09:28

Berantas Judi Online Harus Serius

Kamis, 25 April 2024 | 09:22

Selengkapnya