Berita

Politisi Partai Demokrat Taufiqurrahman/Net

Politik

Moeldoko Dijuluki Jenderal Santri, Taufiq Demokrat: Masak Santri Jadi Maling Partai?

SENIN, 29 MARET 2021 | 11:58 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko dijuluki sebagai "Jenderal Santri" oleh peserta KLB Sibolangit, lantaran memiliki kecakapan ilmu tentang agama yang cukup luas.

Menyikapi hal tersebut, politisi Partai Demokrat Taufiqurrahman menyampaikan bahwa julukan tersebut tidak pas disematkan kepada Moeldoko. Menurutnya, yang cocok disebut sebagai jenderal santri adalah SBY.

"Inti dari statement Darmizal dengan julukan 'jendral santri' itu adalah upaya melekatkan watak politik Partai Demokrat dengan Moeldoko, yang tegas disebut sebagai nasionalis religius. Sementara, ide, istilah dan turunan tentang nasionalis religius bagi Partau Demokrat tersebut adalah buah pikir SBY," ucap Taufiq kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (29/3).


"Bagaimana mungkin seseorang yang tidak mengerti soal-soal ideologis dan turunan ide tersebut bisa disebut nasionalis religius atau jenderal santri," imbuhnya.

Istilah santri datang dari budaya sejak zaman Hinduism di Indonesia. Sehingga, kata Taufiq, tidak ada korelasinya antara memimpin shalat dan santri.

"Memimpin shalat dan santri juga sesuatu yang tidak memiliki hubungan langsung. Santri itu suatu istilah budaya sejak zaman Hindu. Dan, bukan istilah yang tipikal Islam. Jangan-jangan Darmizal tidak mengerti asal muasal istilah santri," ujarnya.

Taufik juga justru mempertanyakan julukan untuk Moeldoko tersebut lantaran tidak sesuai dengan sikapnya yang telah merebut Partai Demokrat.

"Masak santri kemudian jadi maling atau begal partai?" ujar Taufik, mantan anggota DPR DKI Jakarta.

"Lebih penting jadi orang baik daripada menjadi orang penting. Orang penting kalau katanya mencla-mencle, bohong tidak ada gunanya. Bilang ngopi-ngopi, foto-foto dan seterusnya, tahu-hau jadi begal partai. Orang baik itu ksatria. Orang penting tapi tidak ksatria sama saja bohong. Di depan dia cium tangan, di belakang dia berkhianat," pungkasnya menambahkan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya