Berita

Aktivis asal Sulawesi Selatan, Muhammad Syarif Hidayatullah/RMOL

Politik

Bom Makassar Munculkan Ketakutan Masyarakat, Polisi Diminta Segera Bongkar Otak Pelaku

MINGGU, 28 MARET 2021 | 16:22 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Masyarakat Indonesia sedang berduka. Minggu (28/3) sekitar pukul 10.28 Wita aksi keji yang diduga dilakukan dua orang pelaku melakukan bom bunuh diri di depan Gereja Katderal, Makassar, Sulawesi Selatan.

Merespons aksi kejahatan kemanusiaan itu, tokoh muda Sulawesi Selatan Muhammad Syarif Hidayatullah mengecam keras tindakan terorisme yang telah memakan korban itu.

Aktivis yang karib disapa Chaliq ini mengatakan, terorisme merupakan tindakan yang tidak sejalan dengan perikemanusiaan.

Kata mantan Ketua OKP PB PMII peridoe 2017-2020 ini, dari sudut pandang apaun, tindakan kekerasan yang mengarah terorisme tidak dibenarkan.

"Saya mengecam dan mengutuk keras aksi terorisme di Makassar itu. Ini merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan," Minggu (28/3).

Aktivis yang juga pernah menjabat Ketua PC PMII Makassar ini menuturkan, aksi bom bunuh diri yang terjadi di depan rumah ibadah dapat menyebabkan rusaknya kehidupan keberagaman masyarakat Indonesia.

Atas dasar itu, Chaliq menegaskan bahwa tidak ada ajaran agama apapun yang melegitimasi dan mengajarkan tindakan kekerasan yang menimbulkan ketakutan publik.

"Tindakan teror dilakukan dengan sengaja untuk menakuti masyarakat. Targetnya adalah menciptakan instabilitas di tengah masyarakat. Masyarakat jangan takut karena ketakutan masyarakat sesungguhnya tujuan teror itu sendiri," demikian kata Chaliq.

Ia meminta masyarakat tenang dan tidak terprovokasi dengan berbagai spekulasi. Ia mengajak masyarakat agar mempercayakan penanganan aksi keji itu kepada aparat kepolisian.

"Kita ingin pihak kepolisian segera usut tuntas aksi keji pagi tadi. Otak pelaku di balik peristiwa keji ini secepatnya harus dibongkar. Aparat harus beri jaminan keamanan kepada masyarakat, jangan sampai terulang lagi," demikian kata mantan Ketua PKC PMII Sulawesi Selatan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya