Kapal tunda berusaha menarik kapal kargo raksasa Ever Given yang terjebak di Terusan Suez/Net
Kandasnya kapal kargo raksasa Ever Given di Terusan Suez telah menjadi insiden yang luar biasa karena penghambat distribusi perdagangan dunia. Alhasil, berbagai negara dan pihak berbondong-untuk mengeluarkan kapal yang terjebak di antara kanal sempit itu.
Kapa Ever Given dengan muatan 200 ribu kotainer kandas pada Selasa (23/3) setelah menghadapi cuaca buruk. Kapal raksasa itu terjebak di bentangan kanal satu jalur, sekitar enam kilomete di utara pintu masuk selatan, dekat kota Suez.
Perusahaan penyelamat asal Belanda yang disewa untuk mengeluakan Ever Given, Boskalis memperkirakan kapal dapat ditarik dalam beberapa hari ke depan menggunakan kombinasi kapal tunda berat, pengerukan, dan air pasang.
CEO Boskallis, Peter Berdowski menjelaskan, saat ini bagian depan kapal masih terjebak di tanah liat berpasir. Namun bagian belakang kapal belum sepenuhnya terjebak sehingga dapat ditarik.
Ia mengatakan, dua kapal tunda besar dikerahkan, dan pengerukan pasir terus dilakukan. Sementara pihaknya juga berharap air dapat pasang mencapai 50 cm lebih tinggi pada akhir pekan.
"Kombinasi kapal (tunda) yang akan kami miliki di sana, lebih banyak tanah yang dikeruk dan air pasang, kami berharap itu akan cukup untuk membebaskan kapal di suatu tempat awal pekan depan," jelas dia, seperti dikutip
AP, Minggu (28/3).
Jika metode tersebut tidak berhasil, ia mengatakan perusahaan akan memindahkan ratusan kontainer di bagian depan agar kapal lebih mudah ditarik.
Sebagai persiapan, sebuah crane disiapkan untuk mengangkat kontainer dari kapal.
Perdana Menteri Mesir Mustafa Madbouly menyebut insiden terjebaknya kapal Ever Given sebagai kejadian luar biasa.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) telah menawarkan bantuan kepada mesir untuk membuka kembali kanal.
"Kami memiliki peralatan dan kapasitas yang tidak dimiliki sebagian besar negara dan kami melihat apa yang dapat kami lakukan dan bantuan apa yang kami dapat lakukan," kata Presiden Joe Biden pada Jumat (26/3).
Kandasnya kapal membuat lalu lintas maritim mengalami kemacetan. Menurut penyedia layanan kapal Leth Agency, sejauh ini sudah ada 280 kapal di dekat Port Said di Laut Mediterania, Port Suez di Laut Merah dan di sistem kanal di Great Bitter Lake Mesir yang menunggu.
Di sisi lain, perusahaan penyedia data Refinitiv mengatakan, beberapa kapal juga telah mengubah arahnya untuk berputar ke Afrika Selatan.
Terusan Suez sendiri merupakan salah satu rute perdagangan yang paling penting dunia. Tahun lalu, 19 ribu kapal melewati jalur yang memisahkan Eropa dan Semenanjung Sinai itu. Sekitar 10 persen dari perdagangan dunia mengalir melalui kanal, khususnya minyak.