Menhan Wei Fenghe bersama Presiden Aleksandar Vucic di Beograd Serbia pada Jumat 26 Maret 2021/Net
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan bahwa NATO 'berhutang darah kepada rakyat China.
Belakangan ini, NATO semakin menunjukkan perlawanan terhadap China. Dalam pertemuan para menteri luar negeri beberapa waktu lalu, anggota NATO menyebut China sebagai 'tantangan'.
"Kami harus mengingatkan NATO bahwa mereka berhutang darah kepada rakyat China. Tidak boleh dilupakan bahwa NATO yang dipimpin AS secara terang-terangan membom Yugoslavia pada tahun 1999, dalam pelanggaran berat terhadap konvensi internasional dan norma-norma dasar hubungan internasional," ujar Hua dalam briefing hariannya, seperti dikutip dari Global Times, Sabtu (27/3).
"Dalam prosesnya, mereka membunuh banyak warga sipil tak berdosa, termasuk tiga jurnalis Tiongkok," ujar Hua.
Pada saat yang sama ketika Hua memberikan pengarahannya itu, Menteri Pertahanan China Wei Fenghe tengah memberikan penghormatannya kepada para martir di Beograd, dalam kunjungan ke Serbia. Kedutaan Besar China di Beograd, bekas Yugoslavia, dibom oleh NATO pada tahun 1999. Menimbulkan banyak korban juga dan kepedihan yang dalam.
Sebelum kedatangan Wei, Presiden Vucic pada Selasa (24/3) mengadakan peringatan korban pemboman NATO di Yugoslavia 22 tahun lalu.
Presiden Serbia VuÄić juga ingat bagaimana negara-negara NATO "menyerang negara yang berdaulat, tanpa persetujuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa," dan dia mengutuknya sebagai "tindakan kejahatan yang mengerikan, dan tindakan agresi."
Wei, setelah memberikan penghormatan kepada para martir, mengatakan, kunjungannya ke situs itu adalah perjalanan istimewa. China tidak akan pernah melupakan sejarah itu terulang kembali dan bahwa China sepenuhnya mampu dan bertekad untuk mempertahankan kepentingan kedaulatan, keamanan, dan pembangunan nasionalnya.
Wei, yang kedatangannya disambut hangat oleh Vucic mengungkapkan bahwa China dan Serbia adalah sahabat kuat yang akan terus bersama-sama membangun masa depan. Wei mengungkapkan, China akan bersedia memperluas pertukaran militer dan kerja sama dengan Serbia serta untuk memajukan hubungan militer bilateral.
Wei sedang dalam kunjungan ke empat negara Eropa, yaitu ke Hongaria, Serbia, Yunani dan Makedonia Utara. Perjalanannya dimulai pada Rabu hingga 31 Maret atas undangan menteri pertahanan empat negara itu.
Kunjungan Wei terjadi di tengah beberapa anggota NATO yang bergerak untuk menyebarkan atau mengumumkan rencana untuk mengerahkan kapal perang ke Laut Cina Selatan dengan alasan yang disebut operasi Kebebasan Navigasi. Negara-negara tersebut termasuk Perancis, Jerman dan Inggris.