Berita

Presiden Prancis Emmanuel Macron/Net

Dunia

Macron: Turki Berusaha Ikut Campur Urusan Pilpres 2022, Ini Harus Dihentikan

SABTU, 27 MARET 2021 | 10:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Prancis Emmanuel Macron  mengulangi pernyataannya bahwa Turki mencoba ikut campur dalam beberapa urusan dalam negerinya, termasuk pemilihan presiden 2022.

Berbicara pada konvensi pers dalam rangka KTT para pemimpin Uni Eropa yang berakhir Jumat (26/3),  Macron menuduh bahwa organisasi non-pemerintah di Eropa telah dimobilisasi oleh 'organ propaganda resmi Turki'.

“Biasanya, mereka mengganggu dalam pemilihan kami, dan contoh lain mereka mengganggu dalam pembiayaan asosiasi. Kami telah melihat ini sekali lagi dalam beberapa hari terakhir,” kata Macron, seeprti dikutip dari Euro News.


Macron menegaskan ancaman itu nyata dan gangguan itu tak tertahankan. JIka hal itu terus menerus terjadi, Macron memastikan dia tidak ingin memulai kembali hubungan damai dengan Turki.

Macron membela reaksi Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin terhadap Kota Strasbourg karena menyumbangkan 2,9 juta dolar untuk pembangunan Masjid Eyup Sultan yang didukung oleh Visi Nasional Komunitas Islam (IGMG) di kota Prancis timur.

Macron menuduh Ankara menyebarkan kebohongan melalui media yang dikontrol negara dan menggambarkan Prancis bermasalah dengan Islam. Hal ini telah ia sebutkan berulang.

"Prancis tidak memiliki organ propaganda. Prancis tidak membiayai asosiasi dan struktur keagamaan yang beroperasi di luar negeri atau berpartisipasi dalam pemilu di luar negeri atas nama Prancis," katanya.

Dia menambahkan bahwa akan sulit untuk mengklaim bahwa ada hubungan persahabatan jika masalah ini tidak diselesaikan. Namun begitu, pemimpin Prancis itu menekankan pentingnya menjaga dialog dengan Turki.

Ini bukan pertama kalinya para pemimpin Eropa Barat menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terlibat dalam urusan pemilihan di negara lain. Pada 2017, Erdogan mendapat kecaman ketika dia meminta warga Jerman asal Turki untuk memilih menentang partai yang mendukung kanselir Angela Merkel.

Hubungan antara Turki dan kepemimpinan Prancis telah memburuk selama 15 tahun terakhir. Musim gugur lalu, Erdogan menyerukan boikot produk Prancis di tengah pertikaian yang meningkat atas sikap presiden Prancis terhadap Islam dan Muslim setelah serentetan serangan teror.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya