Berita

Jaya Suprana/Ist

Jaya Suprana

Kelirumologi Tafsir Dongeng

JUMAT, 26 MARET 2021 | 11:23 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

LAZIMNYA semua orang tahu apa yang disebut sebagai “dongeng”. Masalah mulai timbul ketika harus mendefinisikan apa yang disebut sebagai “dongeng”. Masing-masing insan sibuk membuat definisi yang saling beda satu dengan lainnya.

Kamus


Demi menghindari ketidaksepakatan tanpa akhir, maka saya sengaja bertumpu pada yang leksikal didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Agar tidak keliru maka saya copas definisi KBBI tentang “dongeng” secara lengkap sebagai berikut:

dongeng n 1. cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh): anak-anak gemar mendengarkan -- Seribu Satu Malam; 2. ki perkataan (berita dan sebagainya) yang bukan-bukan atau tidak benar: uraian yang panjang itu dianggapnya hanya -- belaka; -- sasakala cerita zaman dahulu (seperti cerita para dewa); mendongeng v 1 menceritakan dongeng: Nenek pandai ~ tentang raja-raja zaman dahulu; 2 mengatakan yang tidak benar; berdusta: aku bukan ~ , melainkan menceritakan kejadian yang sebenarnya; mendongengi v menceritakan dongeng kepada: kakak ~ adik tentang si Kancil yang cerdik; mendongengkan  v menceritakan dongeng: ibu ~ kembali kisah Sangkuriang; dongengan  n cerita bohong; omong kosong: semuanya itu hanya ~ belaka, jangan terlalu kaupikirkan; pendongeng n 1 orang yang menceritakan dongeng; 2 orang yang suka mendongeng

Kemerosotan Nilai

Dari begitu banyak definisi dongeng dapat disimpulkan bahwa dongeng telah mengalami kemerosotan nilai akibat dianggap sebagai kisah tidak nyata, tidak realistis, bahkan dusta dan bohong alias hoax.
Maka bermunculan istilah sebagai kosmetik dan deodoran demi melindungi dongeng dari tafsir negatif seperti hikayat, mitologi, fabel, novel, fiksi, science-fiction, cerita rakyat dan lain sebagainya padahal pada hakikatnya semuanya adalah dongeng.

Mayoritas mahakarya William Shakespeare pada hakikatnya adalah dongeng, meski diberi embel-embel berdasar kisah sejarah dan lain sebagainya.

Bagi saya, mahakarya utama Leo Tolstoy bukan Perang Dan Damai yang pada hakikatnya adalah dongeng berlatar belakang kisah Napoleon gagal menaklukkan Rusia, tetapi kumpulan cerita rakyat Rusia yang kesemuanya adalah dongeng.

Dongeng yang paling saya kagumi adalah Animal Farm mahakarya fabel distopia George Orwell. Pada hakikatnya semua utopia maupun distopia tidak lain adalah dongeng.

Saya tidak peduli apakah kisah tentang Jesus Kristus dianggap nyata atau dongeng, sebab yang penting bagi saya adalah ajaran Jesus Kristus tentang kasih-sayang yang seharusnya diutamakan oleh umat manusia ketimbang kebencian.

Maka adalah keliru jika melecehkan dongeng sebagai dusta, bohong, hoax.

Manfaat Dongeng

Nilai sebuah dongeng nisbi tergantung pada tafsir manusia seperti misalnya bisa menjadi negatif apabila Sangkuriang ditafsirkan sebagai anjuran untuk inses, atau Bharatayudha ditafsirkan sebagai pembenaran perang, atau Malin Kundang dianggap sebagai pembenaran perilaku kutuk-mengutuk.

Namun kekeliruan paling mendasar adalah anggapan bahwa dongeng hanya bermanfaat untuk anak-anak. Sementara segenap mahakarya dongeng gubahan Grimm Bersaudara, Aesop, Jean De La Fontaine, Hans Christian Andersen, atau dongeng Lutung Kasarung, Sangkuriang, Bandung Bondowoso, Arjuna Wiwaha, Sukrasana, Petruk Dadi Ratu, Wisanggeni, Bambang Ekalaya, Mundinglaya Dikusuma, Damarwulan, dan lain sebagainya memiliki makna ilhami sangat bermanfaat bagi kaum dewasa sebagai pedoman akhlak dan budi-pekerti adiluhur.

Kisah Orang Majus Keempat yang jelas merupakan dongeng di luar yang terkisah di dalam Perjanjian Baru Kitab Injil bagi saya merupakan dongeng yang paling menyadarkan tentang inti makna sejati ajaran kasih-sayang yang diwariskan oleh Jesus Kristus.

Umat Manusia bisa memetik hikmah manfaat kearifan dan kebijakan dari kisah dongeng yang terhimpun di dalam kisah 1001 Malam, See You, Sin Tiauw Hiap Lu, Hikayat Genji, Lord Of The Rings, Anglingdarma, Ande Ande Lumut, dan lain sebagainya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya