Berita

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanyo saat isi Webinar soal impor beras/RMOL

Politik

Tolak Impor Satu Juta Ton Beras Cara PDIP Melepaskan Diri Dari Jokowi

JUMAT, 26 MARET 2021 | 03:59 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Sikap keras PDIP menolak kebijakan Joko Widodo mengimpor beras satu juta ton merupakan bentik anomali kebijakan.

Demikian analisa Direktur Eksekutif Indonesia Poltical Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis malam (25/3).

Menurut Dedi, tafsir politik dari sikap keras PDIP itu bisa dimaknai partai pendukung Joko Widodo sejak 2014 lalu itu ingin menandai melemahnya pengaruh partai banteng pada Jokowi yang identik sebagai petugas partai.


"Sikap PDIP bisa saja menandai melemahnya pengaruh pada Jokowi, sehingga mengesankan Jokowi mengambil langkah di luar kepentingan koalisi," demikian kata Dedi.

Lebih lanjut pengamatan Dedi, bisa jadi pernyataan terbuka menolak impor bisa juga ditafsirkan sebagai cara PDIP melepaskan diri secara perlahan dari Jokowi.

Mengingat, tahun 2024 merupakan tahunnya tokoh baru untuk memperebutkan kursi kepemimpinan nasional.

"PDIP melepas diri secara berlahan dari Jokowi, mengingat 2024 PDIP perlu tokoh baru, sehingga mereka memerlukan simpati publik yang dianggap mulai memudar pada Jokowi," demikian kata Dedi.

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menjelaskan, seperti kata Bung Karno, bangsa Indonesia harus bisa berdiri di kaki sendiri (berdikari), termasuk dalam hal pangan.

"Sebelum membacakan teks Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno menyampaikan pidato singkat yang intinya untuk berani meletakkan nasib bangsa dan Tanah Air di tangan kita sendiri," kata Hasto dalam webinar Repdem bertajuk 'Impor Beras dan Garam: Adu Nasib Petani vs Pemburu Rente', Kamis (25/3).

Dari aspek legitimasi, kata Hasto, kebijakan impor bertentangan dengan upaya untuk menyejahterakan petani di dalam Pancasila dan cita-cita kemanusiaan.

"Cita-cita kemanusiaan itu membebaskan manusia itu dari berbagai belenggu penjajah, termasuk mereka para pemburu rente yang ingin mengambil jalan pintas dengan melakukan impor. Sesuatu yang sehausnya kita mampu memproduksi," urai Hasto.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya