Berita

Facebook/Net

Dunia

Peretas China Gunakan Facebook Untuk Awasi Gerak-gerik Orang Uighur Di Luar Negeri

KAMIS, 25 MARET 2021 | 13:44 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sekelompok peretas China dilaporkan menggunakan Facebook untuk mengawasi minoritas Uighur yang tinggal di luar negeri. Facebook mengakui telah memblokir akses mereka.

Kelompok peretas yang dimaksud adalah Earth Empusa atau juga yang dikenal sebagai Evil Eye di industri keamanan.

Facebook pada Rabu (24/3) mengungkap, kelompok tersebut menargetkan sekitar 500 target, meliputi aktivis, jurnalis, dan pembelot yang sebagian besar merupakan etnis Uighur. Namun mayoritas target saat ini tinggal di Turki, Kazakhstan, Amerika Serikat, Suriah, Australia, dan Kanada.


Kelompok itu menggunakan Facebook untuk berbagi tautan ke situs web jahat, di mana nanti akan ada malware yang menginfeksi perangkat mereka dan memasang pengawas.

"Kegiatan ini memiliki ciri khas operasi dengan sumber daya yang baik dan persisten, sambil mengaburkan siapa di belakangnya," ujar penyelidik keamanan siber Facebook dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Facebook menjelaskan, kelompok peretas menggunakan akun Facebook palsu untuk menyamar sebagai jurnalis fiktif, pelajar, aktivis HAM, atau anggota komunitas Uighur untuk membangun kepercayaan dengan target dan mengelabui mereka agar bisa mengikuti tautan yang dibagikan.

Peretas juga membuat situs web jahat menggunakan domain yang mirip untuk situs berita Uighur dan Turki yang populer. Mereka membobol situs yang sah dikunjungi oleh target.

Menurut Facebook, mereka menemukan situs web yang mirip dengan toko aplikasi Android dengan aplikasi bertema Uighur, seperti aplikasi doa dan aplikasi kamus, yang berisi malware.

Sejauh ini, Facebook mengatakan penyelidikannya menemukan dua perusahaan China, yaitu Beijing Best United Technology Co Ltd (Best Lh) dan Dalian 9Rush Technology Co Ltd (9Rush) yang telah mengembangkan perangkat Android yang digunakan oleh kelompok tersebut.

Facebook mengatakan telah menghapus akun grup, yang jumlahnya kurang dari 100, dan telah memblokir berbagi domain jahat, serta memberi tahu orang-orang yang diyakini sebagai target. 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya