Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin/Net

Politik

Muhammadiyah Dapat Lahan 19 Ribu Hektare Dari Pemerintah, Pengamat: Sudah Kaya Dan Independen, Tak Usah Ikut Main

KAMIS, 25 MARET 2021 | 11:36 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah sebaiknya tidak menerima tawaran konsesi lahan 19 ribu hektare dari pemerintah. Pasalnya, ormas Muhammadiyah sudah sangat kaya dengan ribuan amal usahanya yang dikelola secara mandiri.

Pemberian lahan 19 ribu hektare di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, itu bisa menggerus independensi Muhammadiyah yang telah mandiri sejak sebelum Republik Indonesia lahir.  

"Muhammadiyah sudah ada sebelum republik ini berdiri. Muhammadiyah punya banyak amal usaha dan sudah kaya. Dan Muhammadiyah secara politik independen. Muhammadiyah jangan dijebak dengan hal-hal yang kecil seperti konsesi lahan yang sedikit itu," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (25/3).

Pemuda Muhammadiyah, lanjut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia ini, sebaiknya tidak ikut terlibat proyek lahan konsesi 19 ribu hektare itu.

Dikhawatirkan, jika Pemuda Muhammadiyah menerima alias ikut 'bermain', malah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang terkena imbasnya di masyarakat.

"Jangan sampai bantuannya ke Pemuda Muhammadiyah. Yang disalahkan Muhammadiyah," kata Ujang Komarudin.

"Bagusnya tak usah ikut. Agar tak jadi kontroversial di tengah-tengah masyarakat," imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla mengatakan, pengelolaan lahan 19 ribu hektare itu adalah komitmen Presiden Jokowi yang mendukung agenda ekonomi dan kewirausahaan Pemuda Muhammadiyah.

Lahan tersebut, kata Dzulfikar, nantinya akan dimanfaatkan dan dikembangkan untuk pengelolaan sampah mandiri, pengembangan peternakan, dan pengembangan hidroponik.

"Berbasis pemberdayaan masyarakat," kata Dzulfikar, Rabu (24/3).

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya