Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf/Ist

Politik

Gde Siriana: Katanya Benci Produk Asing, Tapi Impor Beras Ganas Bener...

JUMAT, 19 MARET 2021 | 14:46 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Rencana impor beras sebanyak 1 juta ton yang akan dilakukan pemerintah menjadi wujud pengingkaran janji Presiden Joko Widodo.

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf, kebijakan impor beras bertolak belakang dengan janji Presiden Jokowi saat kampanye Pilpres 2019 yang akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani dan nelayan.

Bahkan lebih jauh, Jokowi juga pernah menjanjikan untuk menolak kebijakan impor pangan saat Pilpres 2014 silam.

Merujuk janji-janji politik presiden dengan fakta yang ada di lapangan, Gde pun menilai pemerintahan Jokowi sudah bisa dianggap gagal.

"Jadi sesungguhnya rakyat sudah bisa menilai kegagalan pemerintahan Jokowi dalam membangun pertanian nasional di periode pertamanya. Ini saya sebut sebagai pepesan kosong pertama," kata Gde Siriana, Jumat (19/3).

Rencana kebijakan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang hendak mengimpor beras pun tidak sesuai dengan semangat mencintai produk dalam negeri yang belum lama ini disampaikan.

"Katanya rakyat disuruh benci produk asing. Tapi kalau soal pangan terutama beras, ganas bener impornya," kritiknya.

Di sisi lain, kebijakan impor beras telah ditolak oleh Komisi IV DPR RI. Dalam rapat kerja bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kemarin, Komisi IV DPR menilai rencana kebijakan tersebut tak tepat di tengah pertanian dalam negeri yang memasuki musim panen.

"Komisi IV DPR RI menolak rencana importasi beras sebanyak 1 juta ton pada saat panen raya maupun saat stok dalam negeri melimpah," demikian bunyi poin kesimpulan dalam raker bersama Kementan, Kamis (18/3).

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya