Berita

Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi/Repro

Politik

Dear Mendag, Kalau Kalah Sama Mafia, Biar Petani Yang Hadapi

KAMIS, 18 MARET 2021 | 19:19 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Kebijakan impor beras dinilai banyak pihak bukan solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sebab kebijakan tersebut justru akan merugikan petani dalam negeri.

Secara khusus, mantan Sekretaris BUMN, Said Didu mengkritisi alasan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang menyebut kebijakan impor adalah strategi menghadapi mafia.

"Pernyataan Mendag bahwa impor beras untuk hadapi mafia, yang impor mafia lain dan yang dikorbankan petani," kata Said Didu dikutip dari akun Twitternya, Kamis (18/3).


"Negara sudah kalah dengan mafia beras?" sambung aktivis manusia merdeka ini.

Alih-alih melontarkan pernyataan kontroversialnya, pemerintah pun ditantang untuk mengungkap mafia beras yang dimaksud.

"Tunjukkan saja mafianya, kalau negara sudah tidak sanggup hadapi mafia, biar petani yang hadapi mereka," tandasnya.

Seperti diketahui, pemerintah bakal membuka kran impor beras sebesar 1 juta ton. Alasannya, rencana tersebut sebagai strategi pemerintah agar tidak didikte spekulan dan pedagang.

Namun demikian, rencana Kemendag justru seakan kontras dengan kementerian dan lembaga lain. Seperti halnya Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang menyebut neraca pangan pokok, khususnya untuk komoditas beras dalam keadaan cukup.

"Beras diperkirakan surplusnya di atas, kurang lebih 12 juta ton," kata Syahrul dalam rapat bersama Komisi Pertanian DPR di Jakarta hari ini.

Rencana impor beras juga ramai ditentang beberapa kepala daerah. Seperti disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang mempertanyakan alasan mendesak Kemendag.

“Kalau alasan darurat bencana, boleh-boleh saja atau pun impor beras khusus karena kebutuhan daerah tertentu. Tapi harus dijelaskan secara detail agar tidak mengguncang situasi pada saat kita mau panen," ujar Ganjar.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya