Berita

Tangkapan layar Pabrik Garme China yang dihabisi pengunjuk rasa Anti-China/Net

Dunia

Aparat Tindak Tegas Massa Pembakar Empat Garmen Dan Satu Pabrik Pupuk Milik China Di Hlaingthaya Myanmar

SENIN, 15 MARET 2021 | 10:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kedutaan China di Myanmar mengatakan banyak staf asal negara mereka yang cedera dan terjebak dalam serangan pembakaran oleh orang tak dikenal di pabrik-pabrik garmen di Hlaingthaya, dan bahwa mereka telah meminta  Myanmar  untuk melindungi properti China dan warga negara mereka di sana.

“China mendesak Myanmar untuk mengambil langkah efektif lebih lanjut untuk menghentikan semua tindakan kekerasan, menghukum pelaku sesuai dengan hukum dan menjamin keselamatan jiwa dan properti perusahaan dan personel China di Myanmar,” kata pernyataan itu.

AFP melaporkan, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan bahwa setidaknya ada 22 pengunjuk rasa anti-kudeta yang tewas akibat tindakan tegas petugas keamanan di pinggiran kota industri Hlaingthaya, di kota utama Myanmar, menyusul pembakaran sejumlah pabrik yang didanai para investor China, pada Minggu (14/3) waktu setempat.


Serangan terhadap pabrik-pabrik China diduga karena China dipandang mendukung junta militer yang telah mengambil alih kekuasaan. Halaman Facebook kedutaan China dibombardir dengan komentar negatif dalam bahasa Myanmar dan lebih dari setengah reaksi - lebih dari 29.000 - menggunakan emoji wajah tertawa.

Sentimen anti-China telah meningkat sejak kudeta yang menjerumuskan Myanmar ke dalam kekacauan, dengan penentang pengambilalihan militer mencatat kecaman diam-diam Beijing dibandingkan dengan kecaman Barat.

Pemimpin protes Ei Thinzar Maung menulis postingan bernada kebencian di akun Facebooknya dan mengatakan hanya dua pabrik yang dibakar untuk saat ini.

“Jika Anda ingin berbisnis di Myanmar secara stabil, maka hormati orang Myanmar. Bertarung Hlaingthaya, kami bangga padamu!!,” tulisnya.

Televisi Myawadday yang dikelola tentara mengatakan pasukan keamanan bertindak setelah empat pabrik garmen dan pabrik pupuk dibakar dan sekitar 2.000 orang telah menghentikan mobil pemadam kebakaran untuk menjangkau mereka.

“Darurat militer diberlakukan di Hlaingthaya dan distrik lain di Yangon, pusat komersial Myanmar dan bekas ibu kota,” media pemerintah mengumumkan.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pembakaran pabrik.

Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Myanmar Christine Schraner Burgener mengutuk apa yang dia sebut sebagai "kebrutalan yang sedang berlangsung".

Burgener mengatakan bahwa dirinya “secara pribadi telah mendengar dari kontak di Myanmar laporan pembunuhan yang memilukan, penganiayaan terhadap demonstran dan penyiksaan terhadap tahanan selama akhir pekan".

“Penindasan merusak prospek perdamaian dan stabilitas,” katanya, mengimbau masyarakat internasional mendukung rakyat Myanmar dan aspirasi demokrasi mereka.

Sementara Inggris, mantan penguasa kolonial Myanmar, mengatakan terkejut dengan penggunaan kekuatan mematikan oleh pasukan keamanan terhadap orang-orang tak bersalah di Hlaingthaya dan di tempat lain.

“Kami menyerukan penghentian segera kekerasan ini dan rezim militer menyerahkan kembali kekuasaan kepada mereka yang dipilih secara demokratis oleh rakyat Myanmar,” kata Duta Besar Inggris Dan Chugg.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya