Berita

Pengamat kebijakan publik yang juga aktivis pergerakan 77-78, Syafril Sjofyan/Net

Politik

Kalau Moeldoko Berhasil Kudeta Demokrat, Rakyat Juga Bisa Ambil Alih Kekuasaan Pemerintahan

SENIN, 08 MARET 2021 | 11:59 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Jagat perpolitikan Indonesia heboh. Pengambilanalihan kepimpinan partai politik yang sah tanpa mengindahkan konstitusi alias AD/ART yang telah disahkan negara, dilakukan oleh pejabat tinggi pemerintahan, bukan anggota atau pengurus partai tersebut.

Gerakan ini sangat tepat dikatakan sebagai kudeta. Mengeerahkan pasukan tak bertuan. Sewaan. Kerahkan amunisi. Mudah.

Demikian disampaikan pengamat kebijakan publik yang juga aktivis pergerakan 77-78, Syafril Sjofyan menanggapai gerakan secara sepihak yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Menurut Syafril Sjofyan, cara ini jika berhasil akan menjadi pelajaran dan preseden burun. Dan di kemudian hari bisa menjadi kebiasaan bagi pemegang kekuasaan, siapapun nanti yang akan berkuasa.

"Untuk nanti bisa saja terjadi kepada PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Nasdem dan lainnya. Terlepas banyaknya partai di Indonesia dibangun secara olikargi atau garis kekeluargaan dan bisnis yang kental. Akibatnya beberapa kader merasa tidak puas sangat potensial untuk dijadikan bahan bakar perpecahan bagi masuknya kepentingan kekuasaan dari pejabat negara yang haus dan kurang bermoral," tuturnya.

Syafril Sjofyan pun mengutip Yudi Latif yang menulis: "Rendahnya literasi moral membuat orang menghalalkan segala cara untuk meraih kedudukan. Sumpah dan keimanan disalahgunakan. Orang-orang berlomba mengkhianati sesama dan negaranya".

Jelas Syafril Sjofyan, kebanyakan parpol di Indonesia yang dilahirkan dengan dasar ketokohan seorang, jika tokohnya tidak berkuasa atau tidak dekat dengan si pemegang kekuasaan, gampang diambil alih seperti dengan cara kudeta Sibolangit.

Tidak itu saja, pelajaran tersebut juga dapat dilakukan dalam melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang berkuasa, tanpa perlu mengindahkan konstitusi.

"Disamping pelajaran kudeta Sibolangit, walaupun tidak ada korelasinya, kudeta Myanmar juga dapat dijadikan pelajaran. Cara mengambil alih suatu pemerintahan," ucap Syafril Sjofyan.

"Silakan belajar. Siapa yang minat," pungkas dia menambahkan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya