Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Vaksinasi Mandiri, KPK Diminta ‘Pelototi’ Pengadaan Vaksin

SENIN, 08 MARET 2021 | 10:10 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Kritik atas program vaksinasi mandiri atau vaksinasi gotong royong dengan pendanaan pihak swasta rupanya terus berlanjut.  Kelompok masyarakat yang aktif menggalang penolakan terhadap vaksinasi mandiri, yaitu Koalisi Vaksin untuk Semua (KVS).  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta memberikan perhatian ekstra pada kegiatan pengadaan vaksin Covid-19 karena dinilai rawan ‘kebocoran’.

“Kami telah beraudiensi dengan KPK dan mereka juga memahami adanya celah-celah ‘kebocoran’ yang dapat merugikan negara dan publik,” kata Irma Hidayana, salahsatu inisiator KVS kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (8/3).

Selain beraudiensi dengan KPK, KVS juga aktif melakukan edukasi pada kelompok-kelompok serikat pekerja dan paguyuban karyawan di berbagai perusahaan. Temuan KVS di lapangan menyatakan bahwa sebagian pekerja merasa ragu jika vaksinasi mandiri dapat dilakukan secara merata di semua perusahaan.


Menurut seorang pentolan serikat pekerja yang ditemui Irma, masih ada perusahaan-perusahaan yang selama ini kurang melindungi hak karyawan yang terkena Covid-19. Perusahaan-perusahaan itu, katanya, bukan saja tidak mau mengganti biaya tes swab karyawan tetapi juga menggolongkan isolasi mandiri oleh karyawan sebagai cuti di luar tanggungan.

“Praktek-praktek tersebut sangat merugikan karyawan. Ironisnya, di antara perusahaan yang melakukan hal tersebut ada pula yang berbentuk BUMN,” ujar doktor bidang kesehatan masyarakat dari Columbia University itu.

Praktek-praktek perusahaan yang merugikan karyawan pengidap virus corona itulah yang membuat sebagian karyawan pesimis jika vaksinasi mandiri dapat terlaksana dengan adil. Logikanya, jika perusahaan pelit mengeluarkan uang bagi tes swab beberapa karyawan yang terindikasi terinfeksi Covid-19, apa iya mereka mau mengeluarkan uang untuk belanja vaksin bagi seluruh karyawan?

“Apalagi, menurut informasi yang beredar, harga vaksin Covid-19 itu berkisar antara 500 ribu hingga 1 juta rupiah per dosis lho,” tandas Irma.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya