Berita

Menko Polhukam Mahfud MD/Net

Politik

Mahfud Cerita Sikap Mega Atasi Dualisme PKB, Demokrat: Memang Dulu KSP Dijadikan Ketum?

MINGGU, 07 MARET 2021 | 11:45 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Sikap pemerintah yang cenderung pasif dalam menyikapi pengambialihan secara paksa Partai Demokrat lewat mekanisme Kongres Luar Biasa di Deliserdang dinilai sudahs esuai dengan UU 9/1998.

Di mana, kata Menko Polhukam Mahfud MD, pemerintah tidak bisa melarang atau mendorong kegiatan yang mengatasnamakan kader Partai Demokrat di Deliserdang. Menurutnya hal serupa sama dengan apa yang dilakukan di era pemerintahan Megawati Soekarnoputri.

“Sama dengan yang menjadi sikap Pemerintahan Bu Mega pada saat Matori Abdul Jalil mengambil PKB dari Gus Dur yang kemudian Matori kalah di Pengadilan (2003),” urainya lewat akun Twitter pribadi, Sabtu (6/3).


Menurutnya, kala itu Megawati tidak melarang atau mendorong apapun. Sebab, secara hukum hal itu masalah internal PKB.

“Sama juga dengan sikap Pemerintahan Pak SBY ketika (2008) tidak melakukan pelarangan saat ada PKB versi Parung (Gus Dur) dan versi Ancol (Cak Imin). Alasannya, itu urusan internal parpol,” demikian Mahfud.

Namun begitu, pernyataan Mahfud burut-buru mendapat tanggapan dari Partai Demokrat. Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mempertanyakan kehadiran lingkar Istana dalam dua contoh yang diberikan Mahfud.

Sebab dalam KLB Deliserdang, ada campur tangan dari Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, yang kemudian didaulat menjadi ketum.

“Memangnya dulu ada Kepala Staf Presiden yang datang, terlibat, dijadikan ketum oleh kegiatan yang mengatasnamakan parpol tertentu, padahal sebelumnya bukan kader?” tanyanya menanggapi.

Selain itu, Herzaky juga mempertanyakan apakah pemerintah membenarkan adanya perilaku anggota kabinet “mengobok-obok” sebuah partai.

“Memangnya di kabinet saat ini perilaku seperti ini dibenarkan? Demokrasi Indonesia makin rusak,” tutupnya

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya