Berita

Presiden Joko Widodo dan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko/Net

Publika

Reputasi Jokowi Bisa Ternoda Politik ‘Aneksasi’ Partai

MINGGU, 07 MARET 2021 | 08:31 WIB

PARTAI Demokrat berkabung, singkat awal pernyataan SBY selaku Ketua Majelis Tinggi. Bangsa pun berkabung lanjutnya, artinya demokrasi berkabung juga Pancasila berkabung. Moral dan kehormatan politik di NKRI tengah diuji.

SBY juga sangat menyesal telah memberi beberapa kepercayaan untuk dijabat Moeldoko di masa lalu. Memang sangat mengherankan justru di tengah posisi yang cukup tinggi dilingkungan kepresidenan malah bergaul dengan para petualang politik yang telah tersingkirkan di partainya.

Kita tidak habis mengerti mengapa seorang jenderal sekelas Moeldoko meski sudah purnawirawan bersedia masuk dalam ajakan perilaku penyesatan cara berpolitik yang demikian vulgar tak beradab.

Sangat tidak lazim ditinjau dari latar belakang militer TNI apalagi mantan jenderal yang pasti memiliki etika disiplin tinggi pada hal yang patut atau tidak patut bagi karakter bangsa kita, sebab seperti publik mahfum setengah karakter 'leadership' bangsa ada pada jatidiri TNI.

Namun di luar konteks semua itu, fakta bahwa seorang staf dengan posisi sangat penting yaitu Kepala Staf Kepresidenan adalah pejabat yang langsung berhubungan dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Dalam konteks ini banyak pengamat bahkan publik bertanya-tanya, bagaimana mungkin presiden Jokowi tidak terusik atau peduli pada masalah yang bisa sangat mengganggu kredibilitas politiknya bila praktek politik 'aneksasi' partai ini dianggap biasa oleh Jokowi.

Bagaimanapun reputasi sepuluh tahun SBY sebagai presiden yang menyejukan suasana kebathinan rakyat mesti mampu diimbangi oleh Jokowi yang telah memasuki periode kedua kepemimpinannya.

Setelah banyak kasus politik yang diantaranya terasa mengerikan dan masih berproses hukum, maka gangguan stabilitas politik yang akan terjadi setelah dilangsungkannya KLB abal-abal (sebagaimana dikatakan SBY), patut disikapi presiden Jokowi secara elegan agar rakyat tahu bahwa sepak terjang stafnya bukanlah atas izin apalagi suruhannya.

Rasanya tidak terlalu sulit bagi presiden untuk melepaskan diri dari 'getah' perbuatan Moeldoko yang sejak awal telah mengatakan "itu urusan saya, presiden tidak tahu menahu" tetapi episode yang terjadi semakin sulit untuk mengatakan presiden tidak terlibat, dan tampaknya cara termudah tanpa menimbulkan friksi atau tuduhan negatif lainnya adalah memberhentikan Moeldoko dari jabatannya yang melekat kepada Presiden.

Meskipun dengan pemberhentian itu tidak serta merta membersihkan nama baik Presiden selaku pemimpin pemerintahan yang bijak, tapi setidaknya menghapus apa yang tersirat dalam foto Jokowi dibelakang Moeldoko yang menyertai ulasan penulis pesilat  politik di facebook Zeng Wei Jian.

Foto ucapan terima kasih kepada Moeldoko meski dalam agenda lain, seakan secara implisit Jokowi ada dibelakang semua ini menyertai isi narasi bernuansa fitnah seakan perbuatan Moeldoko itu adalah untuk melindungi Jokowi dari kritikan SBY, suatu isyarat yang semakin menyulitkan posisi Jokowi selaku Presiden yang tidak berpihak.

Adian Radiatus

Pemerhati sosial politik


Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Salaman Andika Perkasa Dicuekin Kapolda Jateng dan Pj Gubernur

Rabu, 25 September 2024 | 11:18

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Romo Benny, Sosok Penyebar Cinta Damai dan Kerukunan Antarumat Beragama

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 08:05

FTA, Memperkuat Demokrasi Liberal Ala Amerika (Bagian I)

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:36

KITB Makin Menarik Perhatian Investor, Dua Pabrik Mulai Beroperasi

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:32

Kabar Duka, Romo Benny Meninggal Dunia

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:22

Warga Mulai Menyemut Penasaran Lihat Alutsista TNI

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:09

Biden Ragukan Pemilu Presiden AS akan Berlangsung Damai

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:02

Harga Minyak Mentah Indonesia Turun ke 72,54 Dolar AS per Barel

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:45

Ciputra Serok 46,8 Juta Saham MTDL Seharga Rp22,5 Miliar

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:18

Perahu Kayu Produksi Demak Tak Kalah Peminat dari Jepara

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:13

Penyusunan Rencana Zonasi Tata Ruang Laut Perlu Sinergitas Stakeholder

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 05:58

Selengkapnya