Berita

Rembuk Nasional Perunggasan Nasional VIII di Bandung, Jawa Barat/Net

Nusantara

Rembuk Nasional Perunggasan Nasional VIII Canangkan Gerakan Makan Ayam Dan Telur

SELASA, 02 MARET 2021 | 22:39 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) dan Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) menghelat Rembuk Nasional Perunggasan Nasional VIII di Bandung, Jawa Barat, pada Selasa (2/3).

Acara yang dibuka oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga itu, membahas berbagai program kerja dan mencari solusi bagi para peternak nasional.

“Acara ini penting untuk meningkatkan soliditas dan kemampuan dan ketahanan peternak dan pengusaha di bidang perunggasan. Di sini, harapannya negara bisa selalu hadir dan memberi dukungan para pelaku di bisang perunggasan,” ujar Jerry Sambuaga.

Dia menegaskan, pemerintah akan menyerap aspirasi para peternak. Pasalnya, rakyat Indonesia masih kalah jauh tingkat konsumsi ayam dan telur yang merupakan sumber protein yang terjangkau.

Berdasarkan data Statista pada 2019, rata-rata masyarakat Singapura mengkonsumsi daging ayam 34 kilogram per kapita per tahun, sementara Malaysia 24 kilogram per kapita pertahun, dan Indonesia hanya 12 kilogram per kapita per tahun.

Menurut Jerry, rembuk nasional tersebut bisa mendorong peningkatan konsumsi nasional yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.

Ditambahkan Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko, sesuai tema rembuk nasional “Perkuat Sinergitas Kolaborasi Antar Peternak dalam Mewujudkan Iklim Usaha Ayam Broiler yang Berdaulat, Adil, dan Sejahtera Bagi Semua”. Acar itu juga mencanangkan gerakan mengkonsumsi ayam dan telur.

“Slogan yang kami usung, 'makan ayam dan telur meningkatkan imunitas,” ujar Singgih.

Menurut anggota Fraksi Partai Golkar itu, imunitas ini dari protein ini penting agar tubuh tak mudah terinfeksi Covid-19. Selain itu, meningkaykan konsumsi juga berdampak bagi perekonomian peternak.

“Industri perunggasan itu menyerap 30 persen tenaga dan memutar ekonomi sebesar Rp 450 triliun. Hal ini bisa menyebabkan kerawanan ekonomi dan sosial bila bisnis perunggasan terpukul,” pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya