Berita

Aparat berbaur di tengah kerumuman massa dalam konflik internal Armenia yang menyerukan PM Pashinyan mundur, Kamis 25 Februari 2021/Net

Dunia

Konflik Armenia: Setelah Tentara, Polisi Pun Ikut Bersuara Minta PM Pashinyan Mundur

JUMAT, 26 FEBRUARI 2021 | 12:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Suara-suara untuk melengserkan Perdana Menteri Nikol Pashinyan semakin menggema. Setelah massa dan tentara menuntut mundur Pashinyan, kini jejeran aparat kepolisian juga ikut bergabung dengan tuntutan tersebut. Mereka meminta pengunduran diri perdana menteri dan jajaran pemerintahannya.

"Kami menyatakan dukungan kami kepada staf komando tentara dan bergabung dengan pernyataan yang mengungkapkan keprihatinan atas nasib Tanah Air. Kami menyerukan kepada petugas polisi untuk tidak mematuhi instruksi dari Nikol Pashinyan, dengan tetap menghindari kekerasan terhadap rakyat," ujar pernyataan itu, seperri dikutip dari News Arm.

"Situasi krisis pascaperang di Armenia membutuhkan resolusi, kembali dari awal," kata mereka menekankan bahwa sudah waktunya Pashinyan mundur dan mereka membutuhkan perdana menteri yang baru.

Para polisi itu mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi dan menahan diri dari segala macam tindakan kekerasan. Polisi juga mengingatkan, agar masyarakat tidak terbujuk untuk membela dan mempertahankan penguasa saat ini.

"Satu-satunya solusi untuk situasi saat ini, di negara ini, adalah pengunduran diri penguasa. Kami meminta para penguasa untuk pergi meninggalkan kursinya dengan damai, tanpa keributan, dan menahan diri dari ketidakstabilan situasi di negara ini," ujar pernyataan itu.

Pashinyan (45) telah menghadapi desakan untuk mundur sejak November tak lama setelah ditandatanganinya kesepakatan genjatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan. Penanganannya atas konflik enam minggu itu dianggap telah menguntungkan pihak lawan dan pasukan Azeri memperoleh keuntungan teritorial.

Kamis (25/2) Angkatan Bersenjata di bawah komando Panglima Angkatan Darat Onik Gasparyan, menyerukan pengunduran diri Pashinyan dan jajaran pemerintahannya yang ditulisnya dalam surat pernyataan. Tentara juga mengancam akan melakukan tindakan yang lebih tegas bila Pashinyan  menolak untuk mundur.

Pashinyan menganggap ini sebagai kudeta militer dan tentara telah melanggar profesinya untuk melawan negara.

Di saat yang sama, gerombolan oposisi Kandidat ikut menyerang Pashinyan. Mereka berbaris memenuhi kantor parlemen. Kandidat perdana menteri dari oposisi, Vazgen Manukyan, mengatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan halaman parlemen sampai tercapai tujuan yang dimaksud.

"Sampai masalah kami teratasi, kami tidak akan pergi kemana-mana," kata Manukyan aat rapat umum di dekat gedung Majelis Nasional.

"Kami bukan pengkritik keras, kami hanya menganggapnya sebagai pengkhianat terhadap Tanah Air.Dia adalah musuh milenium. Persoalan kekuasaan akan diputuskan di Majelis Nasional, dan oleh karena itu markas kami akan berlokasi di sini," katanya, seperti dikutip dari News Arm.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya