Berita

Perdana Menteri Nikol Pashinyan saat berbicara di depan pendukungnya di alun-alun pusat kota Yerevan, Kamis 25 Februari 2021/Repro

Dunia

PM Armenia: Jika Presiden Gagal Memecat Kepala Tentara, Berarti Dia Juga Terlibat Kudeta Militer

JUMAT, 26 FEBRUARI 2021 | 08:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kepala Staf Umum Angkatan Darat Armenia Onik Gasparyan dengan tegas menolak permintaan  pengunduran diri. Pernyataan itu diposting oleh Tentara Nasional Armenia di akun Facebook-nya pada Kamis (25/2).

"Kepala Staf Umum Armenia Onik Gasparyan dengan tegas menolak permintaan pengunduran diri, dengan menyatakan bahwa 'tuntutan tentara tidak dapat diubah'," tulis pernyataan itu.

"Para jenderal mengirimkan sinyal ke (perdana Menteri) Pashinyan, bahwa jika tekanan terhadap Gasparyan terus berlanjut, situasinya akan semakin memburuk," lanjut pernyataan itu.


Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan telah mendesak Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Onik Gasparyan untuk mengundurkan diri secara sukarela atau ia akan mengajukan permintaan kepada presiden untuk mencopot Gasparyan.

Tindakan itu dilakukan Pashinyan tak lama setelah Angkatan Bersenjata mengeluarkan surat pernyataan yang mendesak agar ia  mundur sebagai perdana menteri karena dinilai sudah tidak mampu lagi mengelola negara.

"Saya meminta Kepala Staf Umum Armenia Onik Gasparyan untuk mengundurkan diri. Dia tidak akan bisa membangkitkan tentara melawan rakyat. Saya tidak akan mengizinkan itu. Semua prajurit lainnya harus kembali bertugas," kata Pashinyan di depan para pendukungnya di alun-alun pusat kota Yerevan, Kamis (25/2).

Perdana Menteri Armenia mengklaim bahwa dia akan menganggap Presiden Armen Sargsyan sebagai kaki tangan dalam upaya kudeta militer jika dia gagal memecat Gasparyan.

"Jika presiden Armenia gagal menandatangani pengunduran diri Kepala Staf Umum, apakah itu berarti dia bergabung dengan kudeta? Saya yakin, itu benar," kata Pashinyan, seperti dikutip dari Tass.

Dalam pidatonya di depan pendukungnya, Pashinyan mengulang kembali kalimatnya, bahwa apa yang dilakukan Angkatan Laut itu adalah  'percobaan kudeta militer' dan bahwa tentara dan abdi negara tidak boleh terlibat dalam politik.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya