Berita

Tokoh pemerhati alam terkenal asal Inggris, David Attenborough/Net

Dunia

Perubahan Iklim Ancaman Keamanan Terbesar Yang Dihadapi Manusia Modern

RABU, 24 FEBRUARI 2021 | 10:38 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tokoh pemerhati alam terkenal asal Inggris, David Attenborough memperingatkan bahwa perubahan iklim adalah ancaman keamanan terbesar yang pernah dihadapi manusia modern.

Peringatan tersebut disampaikan pria berusia 94 tahun itu saat berpidato di pertemuan virtual Dewan Keamanan PBB tentang risiko terkait iklim terhadap perdamaian dan keamanan internasional pada Selasa (23/2) waktu setempat.

"Jika kita melanjutkan jalan kita saat ini, kita akan menghadapi kehancuran segala sesuatu yang memberi kita keamanan: produksi pangan, akses ke air tawar, suhu lingkungan yang dapat dihuni, dan rantai makanan laut," kata Attenborough, seperti dikutip dari AFP, Rabu (24/2).


"Dan jika alam tidak dapat lagi mendukung kebutuhan kita yang paling dasar, maka banyak peradaban lainnya akan segera hancur," katanya, seraya menambahkan bahwa ia 'tidak iri pada dewan karena tanggung jawab itu diberikan semua pada dewan'.

Pertemuan virtual tersebut dihadiri 15 anggota dewan, yang diketuai oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Di tengah perjuangan dunia untuk mengurangi emisi pemanasan global dan menghindari bencana, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berencana untuk menggelar KTT iklim pada bulan November di Glasgow, Skotlandia.

"Ini benar-benar merupakan harapan terakhir kami yang terbaik untuk berada di jalur yang benar dan melakukan ini dengan benar," kata utusan iklim AS John Kerry kepada dewan di pertemuan itu.

KTT November berfungsi sebagai tenggat waktu bagi negara-negara untuk berkomitmen pada pengurangan emisi yang lebih dalam. Ini akan menjadi pertemuan paling penting sejak peristiwa 2015 yang menghasilkan Perjanjian Paris, ketika hampir 200 negara berkomitmen untuk menghentikan kenaikan suhu dan menghindari bencana.

Silang pendapat mengenai pertemuan tersebut sempat terjadi, di mana perwakilan Rusia dan China mempertanyakan apakah Dewan Keamanan adalah forum yang tepat untuk membahas perubahan iklim.

"Kami setuju bahwa perubahan iklim dan masalah lingkungan dapat memperburuk konflik. Tapi apakah mereka benar-benar akar penyebab konflik ini? Ada keraguan serius tentang ini," kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia.

Pendapat lain dikemukakan utusan iklim China Xie Zhenhua, ia menggambarkan hal tersebut justru sebagai masalah pembangunan.

"Pembangunan berkelanjutan memegang kunci utama untuk menyelesaikan semua masalah dan menghilangkan akar penyebab konflik," katanya.

Kerry lalu berkata: "Kita mengubur kepala kita di pasir atas risiko kita sendiri. Sudah waktunya untuk mulai memperlakukan krisis iklim seperti ancaman keamanan yang mendesak. Ini secara harfiah merupakan tantangan semua generasi kita."

Di pertemuan dewan itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendorong negara, perusahaan, kota, dan lembaga keuangan untuk membuat komitmen yang ambisius untuk mengurangi emisi global.

"Jalan kita masih panjang, dan kami berharap para penghasil emisi utama memimpin dengan memberi contoh dalam beberapa bulan mendatang," kata Guterres kepada dewan.

"Ini adalah uji kredibilitas komitmen mereka terhadap manusia dan planet. Ini adalah satu-satunya cara kita menjaga agar tujuan 1,5 derajat tetap dalam jangkauan," lanjutnya.

Untuk diketahui, China dan Amerika Serikat adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya