Berita

Ilustrasi bantuan bagi masyarakat/Net

Nusantara

Bantuan Pemerintah Dalam Menangani Dampak Pandemi Dinilai Masih Tak Mampu Selesaikan Masalah

SELASA, 23 FEBRUARI 2021 | 17:18 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Bantuan yang digelontorkan pemerintah terkait penanganan dampak pandemi Covid-19 bisa dibilang hanya sebuah solusi jangka pendek. Karena pemberian bantuan belum mampu menyelesaikan masalah yang dialami masyarakat secara tuntas.

Sejauh ini, pemerintah telah meluncurkan berbagai program bantuan terkait pandemi Covid-19. Mulai dari bantuan sosial berupa sembako yang kemudian diganti dengan bantuan langsung tunai. Hingga bantuan permodalan bagi para pengusaha level UMKM.

Namun demikian, berdasarkan hasil survei Timur Barat Riset Center yang diterima Redaksi, Selasa (23/2), sebanyak 48,3 persen responden menyatakan bantuan ekonomi dari pemerintah memang bisa membantu. Tapi belum cukup untuk menyelesaikan masalah yang dialami masyarakat.

Khususnya terkait penurunan penghasilan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Sehingga masyarakat tetap harus berusaha keras untuk bisa menutupi kekurangan atas seluruh kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Kemudian, sebanyak 29,6 persen menyatakan bantuan pemerintah bisa sangat membantu masyarakat kurang mampu yang biasa bekerja sebagai buruh kasar. Meski hanya sekadar meringankan beban dalam mencukupi kebutuhan sembako sehari-hari sembari menunggu keadaan kembali pulih.

Di sisi lain, ada 22,1 persen responden berharap bantuan tak hanya datang dari pemerintah saja. Mereka juga berharap para elite politik dan partai politik ikut membantu meringankan beban masyarakat.

Sehingga perbaikan ekonomi di masyarakat, khususnya di kalangan bawah bisa terdongkrak lebih kuat. Karena ada banyak pintu yang bisa digunakan masyarakat untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari mereka.

Survei yang dilakukan antara 26 Januari hingga 10 Februari ini mengambil data 2.000 sampel dengan responden yang berhasil diwawancarai berjumlah 1.985 orang. Sementara margin of error +/- 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Untuk memastikan kualitas dari penelitian ini dilakukan quality control sebesar 20 persen sampel dilakukan cross check data dengan diwawancarai ulang.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya