Berita

Militer berjaga di Naypyitaw, Myanmar/Net

Dunia

Aksi Protes Myanmar Terus Berlanjut, Pelapor Khusus PBB: Junta Militer Mulai Ciut

SELASA, 23 FEBRUARI 2021 | 14:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

  Negara-negara barat terus mengingatkan junta militer agar berhati-hati dalam tindakannya dan menghindari kekerasan dalam mengatasi aksi protes yang telah berlangsung berminggu-minggu di Mynamar.

Uni Eropa sedang mempertimbangkan sanksi terhadap Myanmar dengan menargetkan bisnis yang dimiliki oleh tentara, namun mereka juga harus memikirkan dampaknya terhadap para pekerja miskin. Sementara Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi kepada dua jenderal lagi atas keterlibatannya dengan aksi kudeta.

Mereka menunjukkan dukungan untuk menggagalkan kudeta yang terjadi pada 1 Februari dan membebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.


Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas di Brussel, mengatakan pihaknya tidak mau hanya berdiri saja sebagai penonton. Ia menegaskan bahwa sanksi akan dijatuhkan jika diplomasi gagal.

"Kami tidak siap untuk berdiri saja dan menonton," kata Mass, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/2).

Aksi mogok terjadi di penjuru negeri itu disusul dengan tutupnya banyak bisnis karena kekhawatiran amukkan massa.

Pada Senin, sekelompok orang berkumpul dalam kerumunan besar. Walau telah ada peringatan dari Junta agar masyarakat menjauhi aksi protes, ratusan orang telah berbaris dalam jumlah yang sangat banyak.
Pihak kepolisian Myanmar telah mengingatkan untuk menghindari konfrontasi yang dapat membahayakan keselamatan semua orang.

Melihat ratusan orang berbaris untuk aksi protes dan itu terjadi hampir setiap hari, menunjukkan bahwa masyarakat sudah tidak takut lagi terhadap ancaman junta. Sebaliknya, junta mulai terlihat kewalahan menghadapi massa.

Pelapor Khusus PBB Tom Andrews mengatakan para militer telah kehilangan kekuatannya untuk mengintimidasi dan sebaiknya segera mundur.  

“Para jenderal telah kehilangan kekuatan mereka untuk mengintimidasi. Sudah waktunya bagi mereka untuk mundur, karena rakyat Myanmar berdiri bersama,” kata Andrews dalam cuitannya di Twitter, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/2).

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya