Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Parlemen Kanada Tekan Pemerintahan Justin Trudeau Untuk Resmikan Mosi China Lakukan Genosida Pada Uighur

SELASA, 23 FEBRUARI 2021 | 13:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Hubungan yang memanas antara Beijing dan Ottawa sepertinya akan terus membara setelah anggota parlemen Kanada memilih untuk melabeli perlakuan China terhadap orang Uighur di Xinjiang sebagai genosida, pada Senin (22/2) waktu setempat,  Sebuah langkah yang dikecam oleh Tiongkok sebagai ‘provokasi jahat'.

Mosi yang mengatakan perlakuan China terhadap minoritas Muslim Uighur di wilayah Xinjiang merupakan genosida, disahkan dengan suara bulat di Dewan Perwakilan Rakyat Kanada. Parlemen kemudian menekan pemerintah Perdana Menteri Justin Trudeau untuk segera meresmikan mosi tersebut.

Mosi itu juga menyerukan agar Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dipindahkan jika ‘genosida’ yang mereka tudingkan berlanjut, seperti dikutip dari AFP, Selasa (23/2).


Langkah Kanada mengikuti apa yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat yang telah lebih dulu menuding China melakukan genosida terhadap etnis Uighur di Xinjiang Januari lalu, sehari sebelum Donald Trump lengser dari jabatannya.

Sebelumnya, Trudeau mengatakan pada hari Jumat bahwa ada laporan pelanggaran signifikan yang muncul dari Xinjiang. Dan setelah pertemuan G7, dia mengatakan Kanada sedang berkonsultasi dengan sekutu internasionalnya tentang penggunaan istilah ‘genosida’ untuk apa yang terjadi di Uighur.

Beijing tidak tinggal diam. Mereka membalas pada Selasa (23/2), dan menyebut mosi itu sebagai tindakan memalukan dan provokasi jahat terhadap 1,4 miliar orang China.

“Upaya Kanada untuk menahan perkembangan China melalui pengesahan mosi terkait Xinjiang tidak akan berhasil,” kata kedutaan besar China di Ottawa dalam sebuah pernyataan.

Kedutaan juga menuduh anggota parlemen Kanada ‘munafik dan tidak tahu malu’ karena menggunakan alasan hak asasi manusia untuk terlibat dalam manipulasi politik di Xinjiang.

Seruan tindakan yang berkembang di Kanada menggemakan keluhan tentang catatan hak asasi manusia China di negara-negara Barat lainnya, termasuk Amerika Serikat di mana Presiden Joe Biden berusaha membangun kembali aliansi untuk mempertahankan tekanan pada Beijing.

Presiden baru AS telah mengkritik Beijing atas situasi hak asasi manusianya, terutama pelanggaran di Xinjiang, termasuk dalam panggilan maraton dua jam dengan pemimpin China Xi Jinping.

Setelah awalnya menyangkal keberadaan kamp-kamp di Xinjiang, Pemerintah China kemudian membela mereka sebagai pusat pelatihan kejuruan yang bertujuan untuk mengurangi daya tarik ekstremisme Islam.

Beijing pada Senin juga mengatakan bahwa perlakuannya terhadap etnis minoritas di Xinjiang dan Tibet telah menonjol sebagai contoh cemerlang kemajuan hak asasi manusia China.

Dan Menteri Luar Negeri Wang Yi kemudian mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB melalui sambungan video, bahwa “tidak pernah ada yang disebut genosida, kerja paksa atau penindasan agama di Xinjiang.”

Pernyataan terbaru Kanada bisa dipastikan akan merusak hubungan kedua negara yang memang semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Hubungan kedua negara memburuk pada akhir 2018, sejak penangkapan eksekutif Huawei Meng Wanzhou atas surat perintah AS. Tindakan yang kemudian ‘dibalas’ dengan penahanan dua warga Kanada - mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor - oleh China.

Kedua pria itu hampir tidak memiliki kontak dengan dunia luar sejak ditahan atas tuduhan mata-mata.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya