Berita

Duta Besar RI untuk Korea Utara Berlian Napitupulu menjamu tamu pejabat-pejabat negara dalam acara Coffee Morning di Aula Pancasila KBRI Pyongyang, Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) pada Jumat,19 Februari 2021/KBRI Pyongyang

Dunia

Dubes Asing Mengagumi Budaya Dan Demokrasi Indonesia

SABTU, 20 FEBRUARI 2021 | 16:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau dan luasnya hampir 2 juta kilometer persegi. Di dalamnya, terdapat kekanekaragaman budaya dengan  746 suku bangsa dan 1100 bahasa. Tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi orang asing untuk mengenal Indonesia lebih dekat.

Itu pula yang dilakukan Duta Besar RI untuk Korea Utara Berlian Napitupulu kepada para tamunya dalam acara Coffee Morning di Aula Pancasila KBRI Pyongyang, Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) pada Jumat,19 Februari 2021, seperti rilis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (20/2).

Ia menjelaskan mengenai letak geografis, jumlah pulau-pulau, luas wilayah, jumlah suku-suku dan bahasa yang ada di Indonesia kepada tamu kehormatan yang hadir yaitu Duta Besar India, Kuba, Laos, Palestina, RRT, Rusia, Suriah, dan Viet Nam.


Berlin memfokuskan pada lima pulau besar yang ada di Indonesia, yaitu Kalimantan dengan luas sekitar 743.000 km2, Papua 289.000 km2, Sumatera 431.000 km2, Sulawesi 173.000 km2 dan Jawa 128.000 km2. Dari lima pulau itu, Kalimantan, Sumatra, dan Papua, termasuk terbesar di dunia setelah Greenland.

Ratusan suku yang ada di di Indonesia memiliki perbedaan budaya dan bahasa. Berlian mencontohkan, di dalam keluarga besar KBRI saja terdapat tujuh suku dengan bahasa yang berbeda.

"Sehingga kalau saya berbahasa daerah Batak, maka tidak satupun yang mengerti," katanya.

Demikian pula agama, di Indonesia terdapat banyak agama. Namun Pemerintah Indonesia mengakui secara resmi enam agama yaitu: Islam, Protestan, Katolik, Buddha, Hindu dan Konghucu. Keenam agama tersebut mempunyai tradisi, ritual dan rumah ibadah, hari libur yang masing-masing diakui secara nasional.

Ada satu pertanyaan menarik dari staf Kedubes RRT tentang mengapa Indonesia dapat bersatu walau begitu banyak suku dan agama. Berlian pun menjelaskan bahwa hal itu karena Indonesia merangkul semua suku dan agama secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan berdasarkan aturan hukum (rule of law) dan adanya satu ideologi bangsa yaitu Pancasila.

Dubes Suriah yang menyimak penjelasan itu pun mengeluarkan pujiannya bahwa demokrasi Indonesia memang sangat maju.

Berlian kemudian menjelaskan untuk dapat bersatu, Indonesia perlu bahasa pemersatu. Para pendiri bangsa kemudian menetapkan bahwa Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional, tepatnya pada tahun 1928 atau 17 tahun sebelum Indonesia merdeka pada 1945.

"Padahal saat itu, sekitar 67 persen penduduk menggunakan bahasa Jawa, karena Jawa memang suku terbesar. Sementara penduduk yang menggunakan bahasa Melayu yang merupakan dasar dari bahasa Indonesia hanya 14 persen saja," kata Berlian.

Berlian juga menjawab pertanyaan Dubes India, Y.M. Atul Gotsurve mengenai letak lokasi ibukota negara yang baru. Bahwa lokasi Ibukota Indonesia yang baru tersebut terletak di Provinsi Kalimantan Timur, yang saat ini dalam tahap penyiapan lokasi atau land clearing dan pembangunan infrastruktur jalan yang direncanakan akan selesai pada tahun 2024.

"Lokasi itu dipilih karena letaknya yang strategis antara Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian Timur serta dekat dengan beberapa negara di Asia. Selain itu, Pulau Kalimantan tidak memiliki gunung berapi, relatif aman dari bencana alam dan memiliki alam hijau yang sangat luas," terang Berlian.

Tak lupa ia menunjukkan sebagian dari manifestasi keanekaragaman seni budaya Indonesia melalui pajangan kain-kain tradisional, pakaian pengantin, wayang dan gamelan serta poster besar mengenai berbagai destinasi wisata utama di Indonesia.

Sebelum menutup pertemuan, Berlian menyempatkan untuk menjelaskan sejumlah produk industri strategis nasional, dari PT. Pindad yaitu Panser Anoa dan Eskavator, dari PT. Dirgantara yaitu pesawat terbang CN 235 dan N 219, dan dari PT. PAL yaitu kapal LPD yang sebagian besar telah diekspor ke sejumlah negara.

Berlian menekankan bahwa Panser Anoa buatan PT. Pindad telah digunakan dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB antara lain di Libanon dan Sudan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya