Berita

Arief Poyuono/Net

Politik

Arief Poyuono: Dari Seluruh Partai, Golkar Yang Tidak Ada Politik Identitas

JUMAT, 19 FEBRUARI 2021 | 15:34 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Politik identitas dianggap sudah ada dan dilakukan sejak sebelum zaman orde lama dan berlanjut hingga saat ini.

Hal itu disampaikan oleh Arief Poyuono, Wakil Ketum Gerindra periode 2015-2020 di acara Webinar Nasional bertajuk "Politik Identitas Dalam Politik Praktis Indonesia" yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Jumat siang (19/2).

"Politik identitas sudah ada sejak dahulu, sebelum sumpah pemuda, lahir kembali saat orde lama, juga terjadi di luar negeri, pasca reformasi," ujar Arief seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (19/2).


Arief menilai, mayoritas partai politik di Indonesia menggunakan politik identitas untuk meraih dukungan dari masyarakat.

"Di partai saya, belum ada demokratisasi, masih kental yang namanya juga politik identitas. Begitu juga dengan PDIP belum ada demokratisasi, di Nasdem, di Demokrat," kata Arief.

Akan tetapi kata Arief, hanya ada satu partai yang tidak adanya politik identitas.

"Saya melihat dari seluruh partai, itu memang Partai Golkar itu adalah partai yang menjalankan pesan reformasi 98. Dimana di partainya terjadi demokratisasi, tidak ada politik identitas di situ," jelas Arief.

Arief pun menyebut, Golkar pernah keliru karena mendukung pasangan Prabowo-Hatta saat Pilpres 2014.

"Partai Golkar itu sebuah partai yang memang seharusnya kemarin itu ada di grupnya Jokowi-JK, tidak di grupnya Prabowo-Hatta. Karena memang Golkar ini adalah satu-satunya partai yang bisa mengemban amanah reformasi," terangnya.

Amanah reformasi yang dimaksud Arief Poyuono adalah demokratisasi dengan jalan demokratisasi, akan meniadakan yang namanya politik berbau identitas," terangnya.

Selain itu masih kata Arief, ada juga demokratisasi di sebuah partai identitas, seperti PKS.

"Tapi kan itu menjadi kelompok identitas, sangat jelas identitasnya bahwa PKS itu adalah identitas berdasarkan agama. Begitu juga PKB walaupun di PKB juga banyak kader-kader yang non muslim, tapi tetap secara stereotip bahwa PKB, PKS, PAN, PPP itu adalah partai yang berlabel identitas," tutur Arief.

Karena menurut Arief, politik identitas tidak bisa dilepaskan dari sebuah perpolitikan di negara.

"Tetapi bagaimana mengelolanya agar politik identitas itu di Indonesia ini tidak memecah sebuah kesepakatan bersama the founding founder bahwa Indonesia dibangun dengan keanekaragaman agama, suku etnik dan identitas," terangnya.

"Jadi ini penting, kenapa saya katakan penting? Perlu adanya pendidikan politik yang bisa ditularkan di partai-partai yang ada di Indonesia ini. Karena kalau tidak, justru ini sangat membahayakan keberadaan Indonesia sendiri," sambungnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya