Berita

New Delhi/Net

Dunia

Ada 54 Ribu Kematian Karena Polusi, Greenpeace Asia Tenggara Nyatakan New Delhi Sebagai Ibu Kota Paling Tercemar Di Bumi

KAMIS, 18 FEBRUARI 2021 | 18:47 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah kualitas udara yang semakin meningkat di beberapa tempat selama penguncian virus corona, polusi tetap saja menjadi masalah yang sangat serius bagi dunia. Laporan terbaru Greenpeace Asia Tenggara bahkan menyebutkan, bahwa polusi udara telah menyebabkan sekitar 160.000 kematian dini di lima kota terpadat di dunia tahun lalu.

Kelompok tersebut mengatakan, di antara banyak wilayah di dunia, yang terkena dampak paling parah adalah New Delhi, di mana mereka mengatakan itu sebagai ibu kota paling tercemar di bumi. Sekitar 54.000 kematian diperkirakan terjadi karena partikel udara PM 2.5 yang berbahaya.

Di Tokyo, kematian mencapai 40.000 dan sisanya tersebar di Shanghai, Sao Paulo dan Mexico City, menurut laporan tersebut, yang mengamati dampak materi PM 2.5 mikroskopis yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

“Ketika pemerintah memilih batu bara, minyak dan gas daripada energi bersih, kesehatan kitalah yang menanggung akibatnya,” kata Avinash Chanchal, juru kampanye iklim di Greenpeace India, seperti dikutip dari AFP, Kamis (18/2).

Partikel PM2.5 dianggap paling berbahaya bagi kesehatan. PM 2.5 atau Particulate Matter 2,5 adalah artikel halus di udara yang ukurannya 2,5 mikron. Mereka merusak jantung dan paru-paru, dan meningkatkan kemungkinan serangan asma yang parah. Beberapa penelitian telah mengaitkan paparan PM 2.5 dengan risiko kematian yang lebih tinggi akibat Covid-19.

Terlepas dari jumlah kematian yang tinggi, penguncian virus korona yang diberlakukan di seluruh dunia - yang membuat lalu lintas keluar dari jalan-jalan dan menutup industri yang berpolusi - untuk sementara waktu membersihkan langit di atas kota-kota besar.

Delhi, misalnya, mengalami transformasi dramatis untuk periode tahun lalu ketika pembatasan diberlakukan, dengan penduduk bersuka ria di langit biru dan udara bersih.

Para ilmuwan mengatakan bahwa penurunan besar-besaran di beberapa polutan karena penguncian pasti telah mencegah kematian.

Namun demikian, Greenpeace mendesak pemerintah agar menempatkan investasi dalam energi terbarukan di jantung rencana pemulihan dari penurunan ekonomi yang dipicu pandemi.

“Untuk benar-benar membersihkan udara kita, pemerintah harus berhenti membangun pabrik batu bara baru, menghentikan pabrik batu bara yang ada, dan berinvestasi dalam pembangkit energi bersih, seperti angin dan matahari,” kata Aidan Farrow, ilmuwan polusi udara dari grup tersebut.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya