Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg/Net
NATO mengutuk pembunuhan 13 warga Turki yang dilakukan oleh organisasi teroris PKK di Irak utara. Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (17/2) malam, ungkapan duka cita dan kecamannya terhadap aksi kekerasan tersebut.
"Saya ingin menyampaikan belasungkawa saya kepada Turki atas pembunuhan warga Turki di Irak Utara, saya juga mengutuk dengan keras mereka yang bertanggung jawab," kata Stoltenberg pada konferensi pers setelah pertemuan virtual para menteri pertahanan NATO.
Teroris PKK mengeksekusi 13 warga Turki di Gua Gara di Irak utara yang dikuasai Kurdi, setelah menculik mereka. 12 ditembak di kepala dan satu ditembak di bahunya.
Turki adalah 'sekutu penting NATO', para menteri telah membahas peristiwa mengerikan itu dalam pertemuan virtual itu, menurut Stoltenberg. Ia juga memuji upaya Turki dalam kampanye aliansi militer melawan kelompok teror Daesh / ISIS.
Sebagai negara yang menampung jutaan pengungsi, Turki banyak menderita serangan teror dan angkanya menempati urutan tertinggi, menurut Stoltenberg, seperti dikutip dari
Daily Sabah, Kamis (18/2).
Ia menegaskan, NATO adalah wadah untuk mengangkat masalah dan menemukan pendekatan positif. Tidak ada alasan untuk menyembunyikan bahwa ada perbedaan perlakuan terhadap anggota-anggotanya. Pernyataan Stoltenberg agaknya menjawab kecaman Erdogan kepada negara-negara Barat yang menurutnya tidak menaruh kepedulian.
“Kami tidak dapat melihat siapa pun kecuali beberapa suara samar. Hey (negara-negara) Barat, kalian dimana?†kecam Erdogan.
Selama pidatonya di depan anggota partainya pada Selasa (16/2), Erdogan mengecam negara-negara Barat, menyampaikan bahwa Turki belum menerima cukup solidaritas internasional atas pembunuhan yang menimpa 13 warga tersebut.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengungkapkan pada Minggu (14/2) bahwa tubuh 13 warga Turki ditemukan selama operasi kontra-terorisme di Irak utara.
Pasukan Turki memulai operasi pada 10 Februari untuk mencegah PKK dan kelompok teror lainnya membangun kembali posisi yang digunakan untuk melakukan serangan teror lintas batas di Turki.