Berita

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin/Net

Dunia

Tanggapi Serangan Terhadap Pangkalan Militer AS Di Irak, Pentagon Berikan Beberapa Opsi Kepada Joe Biden

RABU, 17 FEBRUARI 2021 | 09:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pentagon akan memberi beberapa opsi kepada Presiden AS Joe Biden untuk menanggapi serangan roket terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Erbil, Irak pada Senin malam (15/2) waktu setempat.

Dalam keterangan terbarunya, koalisi pimpinan AS mengatakan ada sebanyak 14 roket yang ditembakkan ke pangkalan AS. Tiga di antaranya berhasil menghantam pangkalan. Menewaskan satu orang kontraktor sipil dan sembilan orang mengalami cidera.

Mereka juga mengkonfirmasi, bahwa kontraktor sipil yang tewas bukanlah warga negara AS. Ini menjadi hal yang cepat mendapat perhatian Pentagon.

"Penting untuk memperhitungkan bahwa orang yang terbunuh bukanlah warga negara AS. Namun ada seorang warga Amerika yang terbunuh kemudian dan perlu diberikan penjelasan walau tidak terjadi dalam serangan hari Senin," kata seorang pejabat Pentagon, seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (17/2).

Pejabat yang tak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa AS tengah berkoordinasi dengan pejabat di Irak yang tengah menyelidiki peristiwa serangan terhadap pangkalan militer AS.

"Pentagon memberi waktu kepada pemerintah Irak untuk menyelidiki apa yang terjadi dan siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu," kata pejabat itu.

Setelah itu Pentagon akan menawarkan berbagai opsi dan cara untuk merespons kejadian tersebut kepada Biden, berdasarkan hasil investigasi tersebut.

"Akan ada sikap AS berdasarkan hasil penyelidikan. AS berusaha melindungi pasukan dan warga sipilnya di Irak," kata pejabat itu.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah berbicara dengan mitranya dari Irak, Jumaah Saadoon. Mereka mengutuk serangan itu.

"Rakyat Irak berhak atas Irak yang aman dan stabil. Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk mendukung Irak dalam upaya mereka untuk mempertahankan kedaulatan Irak. Kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen untuk kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Irak," kata sebuah pernyataan dari kantor Austin.

Secara terpisah, pada Selasa (16/2), Prancis juga ikut mengutuk serangan itu dan menyerukan untuk mencari tahu siapa yang berada di balik serangan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya