Berita

Imam Besar Masjid Islamic Center New York Amerika Serikat (AS), Imam Shamsi Ali/Repro

Politik

Imam Shamsi Ali: Jangan Atas Nama Etika Kebebasan Seseorang Diredam!

SELASA, 16 FEBRUARI 2021 | 19:30 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pemerintah sejatinya memiliki tanggungjawab untuk meredam gerakan-gerakan yang menimbulkan kekisruhan. Seperti halnya tudingan radikal dari Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni ITB kepada mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin.

Demikian disampaikan Imam Besar Masjid Islamic Center New York Amerika Serikat (AS), Imam Shamsi Ali saat menjadi narasumber dalam serial diskusi daring Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk "Beda Kritis dan Radikalis" pada Selasa (16/2).

"Kita sekarang menghadapi pandemi Covid-19. Pemerintah perlu fokus, masyarakat perlu fokus. Konsekuensi pandemi ini luar biasa. Kemudian ditimbulkan isu-isu seperti ini (radikalisme). Ini kan menimbulkan kekisruhan, keresahan," kata Imam Shamsi Ali.

Pada tingkatan tertentu, kata Imam Shamsi Ali, dampak dari tudingan tidak berdasar GAR Alumni ITB kepada Din Syamsuddin itu akan menimbulkan kemarahan-kemarahan publik.

Dijelaskan Imam, kegaduhan tentang radikalis dikhawatirkan akan menambah lagi krisis-krisis selanjutnya selain ekonomi.

"Maka saya kira tanggungjawab pemerintah untuk meredam hal-hal seperti ini agar tidak berkembang. Jangan sampai terjadi lagi seperti ini di masa yang akan datang," tegasnya.

Atas dasar itu, Imam Shamsi Ali menilai kritikan kepada penguasa adalah bagian yang esensi mendasar daripada kehidupan demokrasi kita. Walaupun dengan catatan bagi bangsa Indonesia tetap mengedepankan etika dan sopan santun.

"Tapi jangan atas nama etika kemudian diredam kebebasan orang berekspresi. Karena itu berarti meredam perjalanan demokrasi, boleh jadi itu sebuah pengkhianatan terhadap demokrasi itu sendiri," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya