Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Tudingan Radikal GAR ITB Bisa Picu Kemarahan Warga Muhammadiyah

MINGGU, 14 FEBRUARI 2021 | 03:05 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Tuduhan radikal Gerakan Antiradikalisme Alumni Institut Teknologi Bandung (GAR ITB) yang dialamatkan terhadap mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin selain sangat gegabah juga cenderung tendensius.

Demikian disampaikan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Bidang Hukum & HAM (PWPM) Jawa Barat, Gustiawan, melalui telepon seluler kepada Kantor Berita RMOLJabar, Sabtu (13/2).

Ia menyarankan orang-orang di GAR ITB untuk meningkatkan literasinya dan lebih banyak mengenali kiprah Din Syamsuddin. Baik di tingkat nasional maupun di internasional.

“Pak Dien adalah Ketua Umumn Pimpinan Pusat Muhammadiyah dua periode yang sangat kental dengan gagasan Islam Wasatihyyah (Islam Tengahan) selain itu pada era Pak Din Juga diputuskan pandangan Muhammadiyah tentang Pancasila sebagai Darul Ahdi Wasyahadah. Selain itu, Pak Din terlibat dalam Dialog-dialog Internasional tentang pentingnya Toleransi dan moderasi Islam," tutur Gustiawan.

Menurut Gustiawan, ketokohan Din juga diakui oleh seluruh ormas Islam di Indonesia. Hingga ia dipercaya menjadi Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat.

Gustiawan juga menyesalkan GAR ITB telah melempar tuduhan yang tak berdasar. Apa yang dilakukan para alumni ITB itu ia nilai sangat melukai warga Muhammadiyah.

“Kami khawatir berpotensi menimbulkan kemarahan seluruh Warga Persyarikatan Muhammadiyah,” katanya.

Dalam pandangan Gustiawan, kritik Din terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat atau ummat, adalah suatu yang bagus. Apalagi, lanjutnya, sebagai akademisi Din punya kewajiban akademik mengingatkan pemerintah.

Gustiawan menambahkan, kritik dan masukan Din merupakan kewajiban sosialnya sebagai tokoh bangsa.

"Indonesia yang besar ini tidak bisa dibangun hanya oleh kekuatan formal di Penerintahan saja, tapi lebih dari itu seluruh komponen Bangsa harus bersatu dengan kapasitasnya membangun NKRI agar terus baik dan semakin baik," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya