Berita

Unjuk rasa menolak kudeta militer di Myanmar/Net

Dunia

Ketika Aksi Protes Tak Terbendung, Internet Myanmar Mulai Pulih Sebagian

MINGGU, 07 FEBRUARI 2021 | 17:28 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebagian akses internet di Myanmar telah dipulihkan. Lantaran pemblokiran web dan media sosial nyatanya tidak menghentikan warga melakukan aksi protes besar-besaran untuk menolak kudeta militer.

Pemulihan akses internet tersebut diungkap oleh layanan pemantau Netblocks di Twitter pada Minggu (7/2).

"Pemulihan sebagian konektivitas internet dikonfirmasi di Myanmar mulai pukul 14.00 waktu setempat pada beberapa penyedia setelah pemadaman informasi," cuit Netblocks.


Khusus untuk platform media sosial, Netblocks menyebut akses masih tetap dilarang pada Minggu sore.

Meski begitu, pelanggan telepon seluler yang menggunakan layanan MPT, Ooredoo, Telenor, dan Myter sudah dapat mengakses data internet seluler dan Wi-Fi.

Sebelumnya, Netblocks mengatakan, konektivitas internet di Myanmar berada pada 14 persen dari tingkat biasanya.

Pada Sabtu (6/2), akses internet dipadamkan seiring dengan gelombang protes besar-besaran yang dilakukan oleh puluhan ribu warga Myanmar.

Para pengunjuk rasa memakai baju merah, bendera merah, dan balon merah yang mewakili warna partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

"Kami tidak ingin kediktatoran militer! Kami ingin demokrasi!" seru mereka.

Unjuk rasa yang lebih besar terjadi pada Minggu, di mana puluhan ribu orang berkumpul di Yangon, berjalan menuju Pagoda Sule. Itu merupakan titik kumpul selama aksi protes pada 2007 yang dipimpin oleh biksu Buddha.

"Kami tidak ingin hidup di bawah sepatu bot militer," kata seorang pengunjuk rasa berusia 29 tahun, Ye Yint.

Berdasarkan catatan dari staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 60 ribu orang ikut dalam aksi protes di Yangon, sementara 1.000 orang melakukan unjuk rasa di Naypyidaw.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya