Berita

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Pakar: Tuduhan AS Jadi Dalang Kudeta Turki Hanya Upaya Domestik Melemahkan Erdogan

MINGGU, 07 FEBRUARI 2021 | 15:24 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Perang kata antara Turki dan Amerika Serikat (AS) kembali berkobar setelah seorang menteri di Ankara menuding Washington menjadi dalang dalam kudeta yang gagal pada 2016, untuk menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu menganggap AS sebagai aktor dibalik kudeta yang dilakukan oleh ulama Fethullah Gulen melalui jaringan tertutup.

Washington juga dianggap memperkeruh masalah karena menuding Ankara melakukan tindakan keras terhadap aksi protes yang dilakukan oleh mahasiswa.


Tuduhan dari Turki tersebut muncul saat ia berupaya memperbaiki hubungan yang buruk dengan AS karena pembelian sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.

Bahkan Ankara juga telah membuka beberapa saluran diplomatik dengan Yunani, Prancis, dan Israel untuk membuka hubungan baik dengan pemerintahan Presiden Joe Biden.

Analils Turki dari Center for American Progress yang berbasis di Washington, Max Hoffman mengatakan, tuduhan Soylu dapat dikaitkan dengan perebutan kekuasaan domestik yang sedang berlangsung di Turki.

"Saya harus bertanya-tanya pada titik tertentu apakah Soylu secara aktif mencoba melemahkan Erdogan. Garis resmi jelas untuk mencoba mengatur ulang. Perekonomian sedang amburadul. Dan Soylu adalah pewaris konservatif," ujar Hoffman.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS sendiri sudah melangsung merespons keras tuduhan tersebut.

"AS tidak terlibat dalam percobaan kudeta tahun 2016 di Turki dan segera mengutuknya. Penegasan baru-baru ini yang bertentangan dengan yang dibuat oleh pejabat senior Turki sepenuhnya salah," tegas departemen.

Para ahli sendiri menganggap pemerintahan Biden saat ini akan lebih keras terhadap Turki, mengingat banyaknya isu hak asasi manusia dan catatan demokratisasi.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya