Berita

Keledai/Net

Publika

Keledai Yang Dipukuli

MINGGU, 07 FEBRUARI 2021 | 09:22 WIB

DI suatu negeri para biksu, seekor keledai ingin turun gunung. Seorang biksu menuntunnya turun setelah barang bawaannya patung Budha dan lainnya dibawa di punggung keledai.

Setiba di keramaian, keledai kaget banyak orang mengambil posisi menyembah kepada keledai. Setelah awalnya bingung, akhirnya keledai berbangga diri, betapa dihormati bahkan disembah dirinya.

Keledai kembali ke gunung dengan prestise dan keangkuhan baru. Hingga ketika ada keramaian gong dan gendang suara rombongan pernikahan, keledai sengaja mendekat dan menghalangi.


Harapannya orang-orang akan menghormati dan menyembahnya seperti saat ia turun gunung. Tetapi apa yang terjadi ? Keledai itu justru dipukuli hingga luka karena menghalangi jalan.

Keledai mengadukan atas sikap berbeda orang-orang kepadanya. Biksu menerangkan bahwa sebelumnya orang menyembah itu karena di punggung keledai ada patung Budha.

Mereka bukan menyembah keledai tetapi menyembah apa yang ada di punggung keledai. Nah ketika tidak ada sesuatu di punggung keledai itu, maka keledai pun dipukuli atas keangkuhannya.

Begitulah perumpamaan kekuasaan. Seorang Raja atau Presiden didekati, dihormati, bahkan disembah, karena kekuasaan di punggungnya. Bukan personal Raja atau Presiden itu sendiri.

Ketika Raja atau Presiden itu sudah tidak berkuasa lagi, maka, jika dia tidak berubah karakter, pasti akan dipukuli oleh rakyatnya. Raja atau Presiden yang dungu seperti keledai.

Rezim atau pemerintahan siapapun, termasuk rezim Jokowi mesti menyadari akan hal ini. Partai, pengusaha, buzzer, juga aparat semua mendekat dan nyaris menyembah karena kekuasaan yang ada dalam genggaman, bukan karena profil diri yang bisa saja tidak ada apa apanya. "Siapa loe", kata anak sekarang.

Oleh karena itu saat berkuasa, santunlah dan merakyat dalam arti sesungguhnya, jangan angkuh sok kuasa, merasa bisa menentukan jaya dan bangkrut usaha, menghukum sekehendaknya serta melindungi penjahat hanya karena dekat.

Jika demikian, maka sebagaimana hukum kekuasaan yang berlaku, bukan mustahil jika besok kepada penguasa itu akan dikatakan bahwa engkau itu bukan siapa-siapa, pribadi hina yang akan dipaksa untuk berwajah memelas.

Rakyat akan memukuli dengan geram sebagai akibat dari sikap yang tak pernah mau berkaca diri.

“Tu stultus es, tu asinus!”. Engkau bodoh, dasar keledai!

M. Rizal Fadillah

Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya