Berita

Korban Tragedi Munchen 1958/Net

Histoire

Tragedi Hitam Dalam Sejarah Manchester United 1958

SABTU, 06 FEBRUARI 2021 | 06:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Cuaca buruk, gangguan mesin, dan waktu yang berkejaran, menjadi bagian dari sejarah kelam kecelakaan pesawat British European Airways penerbangan 609 pada 6 Februari 1958.

Ini juga menjadi duka yang dalam bagi klub sepak bola Inggris, Manchester United, karena kehilangan 8 pemainnya yang tewas seketika bersama 15 penumpang lainnya.    

Hari ini 63 tahun lalu, dunia penerbangan menorehkan catatan hitamnya. Dua puluh dari 44 penumpang meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat yang berisikan pemain dan staf Man United, serta para jurnalis dan suporter.

Ketika itu, tim dalam perjalanan kembali dari pertandingan Piala Eropa 1957-1958 di Beograd. Pesawat harus berhenti di Munich Jerman untuk mengisi bahan bakar setelah perjalanan non-stop yang di luar batas kemampuan jangkauan pesawat sekelas Airspeed Ambassador.

Setelah mengisi bahan bakar, sang pilot, Kapten James Thain dan kopilot Kenneth Rayment, mencoba lepas landas tetapi gagal, bahkan hingga dua kali. Rupanya ada gangguan di mesin. Kapten menolak untuk transit menginap di Munich karena khawatir terlambat dan mengacaukan jadwal. Maka ia memilih untuk mencoba lepas landas lagi ketiga kalinya.

Sekitar pukul 15.00 waktu setempat, di upaya lepas landas yang ketiga, salju mulai turun. Lapisan lumpur salju di sepanjang landasan diduga menjadi penyebab pesawat kehilangan kecepatannya. Pesawat pun menabrak pagar dan melewati ujung landasan setelah tak bisa mendapatkan daya angkat (lift) yang cukup.

Pesawat hancur. Tak bisa dipastikan apakah saat itu sudah ada korban jiwa. Kapten Thain segera meminta para penumpang segera turun dari pesawat dan menjauh.

Dari semua penumpang yang tergesa berebutan turun, kiper Manchester United Harry Gregg tetap berada di dekat bangkai pesawat untuk menarik korban yang selamat dari reruntuhan pesawat.

Pemain Man United yang meninggal dunia adalah Billy Whelan, Eddie Colman, David Pegg, Geoff Bent, Roger Byrne, Mark Jones, Tommy Taylor, dan Duncan Edwards. Namun Edwards meninggal di rumah sakit 15 hari kemudian. Sementara 3 staf tim yang tewas adalah Walter Crickmer, Tom Curry, dan Bert Whalley.

Sebuah penyelidikan oleh pihak berwenang bandara Jerman Barat menyalahkan Kapten Thain. Kapten yang selamat dalam kecelakaan itu didakwa bersalah karena kelalaiannya setelah sebuah foto memperlihatkan dirinya mengabaikan tumpukan es di sayap pesawat.

Dalam penyelidikan lanjutan, terungkap bahwa hanya ada sedikit es di sayap pesawat. Kemudian ditetapkan bahwa kecelakaan itu, pada kenyataannya, disebabkan oleh kubangan lumpur campur salju di landasan pacu, yang mengakibatkan pesawat yang tidak mampu mencapai kecepatan minimum untuk lepas landas.

Jaksa penuntut Jerman tetap tak membiarkan Thain bebas sampai 1968. Setelah itu, Sang Kapten pun menghilang.

Skuat Manchester United saat peristiwa itu sedang jaya-jayanya. Mereka difavoritkan menjadi juara Piala Eropa usai mengalahkan Real Madrid untuk maju ke babak semifinal.
 Namun, kecelakaan itu telah membalikkan keadaan.

Dengan kehilangan separuh skuadnya, langkah MU di Piala Eropa harus terhenti di semi final setelah kalah dari AC Milan. MU juga gagal meraih juara Liga Inggris ketiga kalinya secara beruntun setelah tercecer di peringkat sembilan.

Empat tahun kemudian, pada 1962, Manchester United memulai kembali kejayaannya.

Peristiwa yang dikenal sebagai 'Tragedi Munchen 1958' masih terus dikenang dan selalu ada tradisi untuk memperingati tragedi ini. Para penggemar akan berkumpul di The Memorial Plaque dan akan ada pembacaan puisi serta nyanyian The Pride of Football dan The Flowers of Manchester.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya