Berita

Politisi senior Partai Demokrat, Marzuki Alie/Net

Politik

Marzuki Alie: Wajar Saya Tersinggung, Tanpa Ba Bi Bu Dituduh Bagian Dari KLB

JUMAT, 05 FEBRUARI 2021 | 10:52 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Politisi senior Partai Demokrat, Marzuki Alie memastikan dirinya tidak pernah mengusik ketenangan kepengurusan Partai Demokrat, sejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin.

Atas alasan tersebut, Marzuki mengaku kesal saat namanya dihubung-hubungkan dengan upaya pengambilalihan Partai Demokrat, bersama politisi senior lain dan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

“Saya tidak pernah mengganggu, tapi tiba-tiba bak petir, menuduh saya sebagai bagian dari usaha yang katanya mau KLB,” ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (5/2).


Mantan ketua DPR RI itu mengurai bahwa dirinya merupakan mantan pengurus inti yang turut membesarkan partai berlambang mercy itu menjadi partai nomor satu di Indomesia.

Seharusnya, kata Marzuki, Demokrat mengklarifikasi terlebih dahulu kepada dirinya perihal isu KLB yang dilontarkan senior Demokrat untuk menggulingkan AHY. Bukan langsung menudingnya ikut terlibat.

“Harusnya disapa, ditanya, diklarifikasi, ini tanpa ba bi bu, memfitnah. Wajar kalau saya tersinggung,” ucapnya.

Marzuki juga tidak sepakat dengan pernyataan Andi Arief yang menyebutnya tidak legowo dengan kepemimpinan AHY saat ini.

“Salah kalau dibilang nggak legowo, saya hanya kritik argumentasi dari sekretaris MT bahwa AHY pollingnya tinggi, maka dipilih menjadi ketum, bukan dinasti,” katanya.

Menurutnya, sejauh pengalamannya di organisasi partai politik dan pemimpin perusahaan, tidak ada pemilihan pemimpin itu berdasarkan sebuah poling tertinggi.

“Kalau untuk kompetisi capres bolehlah pooling menjadi pertimbangan. Memimpin partai itu perlu pengetahuan managerial, perlu punya pengalaman dan kamatengan,” imbuhnya.

Dia meminta agar Demokrat bisa mencontoh sistem politik di Amerika Serikat yang tak perlu menjadi ketum untuk melenggang menjadi calon presiden.

“Harusnya contoh Amerika, yang selalu menjadi kiblat demokrasi, mau menjadi presiden tidak perlulah menjadi Ketum. Tugas ketum itu mengelola partai, mememangkan kompetisi,” tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya