Berita

Moeldoko diduga ingin mengkudeta AHY dari Demokrat untuk digunakan kendaraan Pilpres 2024/Net

Politik

Andai Berhasil Mengkudeta AHY, Peluang Moeldoko Kecil Untuk Jadi Capres 2024

RABU, 03 FEBRUARI 2021 | 18:50 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Andai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko berhasil merebut (mengkudeta) kursi Ketua Umum Partai Demokrat, diprediksi akan kesulitan merebut hati pemilih dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Demikian analisa Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (3/2).

Menurut Dedi, bisa saja mudah merebut kepemimpinan suatu partai asal memiliki jaringan dan logistik.


Meski demikian, untuk merebut kemenangan dalam sebuah kontestasi Pilpres Moeldoko dipastikan kesulitan.

Dijelaskan Dedi, dalam realitas politik hari ini Moeldoko tidak masuk dalam daftar calon potensial yang mungkin menggantikan Presiden Joko Widodo.

"Merebut kemenangan kontestasi Pilpres, sangat sulit. Terlebih Moeldoko hingga hari ini sama sekali belum masuk dalam radar," demikian kata Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (3/2).

Kecilnya peluang Moeldoko itu, ditambah Dedi semakin bertambah apabila tidak mampu membangun koalisi dengan partai yang sudah memiliki kandidat potensial untuk dijadikan pasangan.

"Bicara hari ini, sangat kecil. Bahkan untuk bicara keterusungan bisa saja kesulitan jika koalisi tidak terbangun," tandas Dedi.

Informasinya Moeldoko tidak hanya ingin merebut kepemimpinan Partai Demokrat. Mantan Panglima TNI itu sudah membidik dua Partai yakni PKB dan Nasdem.

Meski PKB sudah membantah tegas, Moeldoko membidik nama Muhaimin Iskandar dan Ridwan Kamil yang akan disiapkan untuk menjadi wakilnya.

Informasi yang diterima terbatas itu, Moeldoko lebih condong ke Ridwan Kamil.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya