Berita

Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati/Net

Politik

Komisi IX DPR: Kesampingkan Ide Vaksin Berbayar, Utamakan Logika Kemanusiaan

RABU, 03 FEBRUARI 2021 | 17:06 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pemerintah diminta fokus menyelesaikan program vaksinasi massal gratis dan tidak diintervensi oleh permintaan vaksinasi mandiri atau berbayar.

Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengingatkan, saat ini pemerintah masih berjuang mendapatkan kuota vaksin Covid-19 yang masih belum terpenuhi.

Di tengah perjuangan mengamankan kuota vaksin Covid-19, Mufida mengingatkan jangan sampai justru kuota tersebut diambil untuk program vaksin berbayar.

"Kesampingkan dulu ide vaksin berbayar di tengah kita sedang memperebutkan kuota vaksin dengan negara-negara lain," papar Mufida dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/2).

Mufida menekankan, vaksinasi nasional termin pertama untuk tenaga kesehatan belum sepenuhnya berjalan. Masih banyak tenaga kesehatan yang belum mendapatkan alokasi vaksinasi tahap pertama.

"Untuk tenaga yang berjuang di garda depan saja belum cukup alokasinya sehingga tidak pas sudah melontarkan vaksin berbayar dan bahkan sudah ada promo vaksin berbayar dari salah satu RS BUMN meski kemudian ditarik dan meminta maaf," jelas Mufida.

Mufida menegaskan, vaksinasi Covid-19 berbeda dengan proses vaksin lainnya yang berbayar. Izin yang dikeluarkan BPOM pada subtansinya adalah izin kedaruratan.

"Sehingga dalam kondisi darurat hindari logika bisnis. Utamakan logika kemanusiaan," tegasnya.

Mufida mengusulkan semangat gotong royong yang diinisiasi swasta atau BUMN lebih baik digunakan untuk mendukung pengembangan vaksin merah putih dan dalam mensukseskan progran vaksinasi nasional dari pemerintah.

Percepatan pengembangan vaksin Merah Putih memiliki dimensi jangka panjang, sebab vaksin Covid-19 akan terus dibutuhkan bagi generasi mendatang.

"Kebutuhan nasional kan cukup besar, kalau ada dukungan dari swasta untuk vaksin Merah Putih kita tidak akan lagi bergantung kepada vaksin dari luar negeri," tutupnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya