Berita

Panglima Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing/Net

Dunia

Jenderal Min Aung Hlaing: Banyak Permintaan, Kudeta Militer Myanmar Tak Terhindarkan

RABU, 03 FEBRUARI 2021 | 08:26 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Panglima Militer Jenderal Min Aung Hlaing memberikan pernyataan publik pertamanya sejak kudeta yang terjadi di Myanmar.

Dalam pidato saat rapat kabinet pertamanya yang diunggah di Facebook pada Selasa (2/2), jenderal itu menyebut kudeta militer untuk menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi tidak terhindarkan.

"Setelah banyak permintaan, cara ini tak terhindarkan bagi negara dan itulah mengapa kami harus memilihnya," ujar Min Aung Hlaing, seperti dikutip CNA.


Setelah 10 tahun Myanmar berupaya menegakkan demokrasi dan terbebas dari pemerintahan militer, pada Senin (1/2) semua kembali ke semula.

Militer menahan Aung San Suu Kyi beserta para petinggi partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dalam penggerebekan sebelum fajar.

Min Aung Hlaing kemudian diberi kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif. Militer pun mengumumkan keadaan darurat yang akan berlaku selama satu tahun.

Di ibukota Naypyidaw, pasukan bersenjata ditempatkan di luar asrama untuk anggota parlemen yang digambarkan sebagai pusat penahanan terbuka.

Melalui halaman Facebook-nya, NLD menyerukan agar militer segera membebaskan Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan semua anggota partai yang ditahan.

Seorang petugas partai mengatakan pihaknya tidak melakukan kontak langsung dengan Aung San Suu Kyi. Tetapi seorang tetangga melapor bahwa ia melihat Aung San Suu Kui di kediamannya di Naypyidaw.

"Dia kadang berjalan di kompleks rumahnya untuk memberi tahu orang lain bahwa dia dalam keadaan sehat," kata petugas partai NLD Kyi Toe.

Pada Selasa malam, di pusat komersial negara Yangon, penduduk membunyikan klakson mobil dan panci serta wajan yang berdenting sebagai protes atas kudeta tersebut, menyusul kampanye media sosial. Beberapa meneriakkan "Hidup Bunda Suu".

Penahanan yang dilakukan oleh militer kepada Aung San Suu Kyi terjadi di tengah ketegangan politik akibat pemilu pada November 2020.

Militer menuding pemilu yang dimenangkan oleh NLD tersebut penuh kecurangan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya