Berita

Pengamat politik dari IndoBarometer, M. Qodari/Net

Politik

Partai Demokrat Dituding Sedang play victim, Qodari: Karena Menyebut Nama Presiden Jokowi

RABU, 03 FEBRUARI 2021 | 03:17 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Partai Demokrat dianggap tengah melakukan play victim dengan melontarkan adanya upaya gerakan penggulingan atau kudeta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

Pengamat politik dari IndoBarometer, M. Qodari menyampaikan adanya tafsir Partai Demokrat sedang play victim tidak bisa dihindari.

“Ya tafsir bahwa Partai Demokrat sedang play victim, tehadap Pak Jokowi memang sukit dihindari karena Partai Demokrat menyebut-nyebut nama Pak Jokowi,” ucap Qodari keterangan yang diterima Kantor Berita Politk RMOL, Selasa (2/2).


Dalam pemaparannya, AHY menyebutkan salah satu aktor upaya kudeta adalah orang dekat Presiden Joko Widodo. Belakangan, orang itu mengerucut pada Kepala Staf Presiden Moeldoko.

“Seharusnya bila Partai Demokrat tidak berkenan adanya Moeldoko dalam dinamika politik di Demokrat, cukup menyebut nama Pak Moeldoko saja,” kata Qodari.

Menurutnya, jika AHY menyampaikan secara langsung nama-nama oknum yang berusaha merusak keharmonisan Partai Demokrat, maka pesan tersebut akan dapat dimengerti masyarakat tanpa perlu bersurat kepada kepala negara.

“Pesannya menurut saya pasti sudah sampi. Tanpa harus kemudian mengirim surat dan mendapat restu,” katanya.

Selain itu, lanjut Qodari, pernyataan AHY tersebut bisa ditafsirkan upaya untuk mengonsolidasikan suara-suara pemilih yang berseberangan atau tidak puas dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

“Jadi, Partai Demokrat dan AHY ingin menempatkan diri tehadap Pak Jokowi, itu bsa jadi sebuah strategi untuk mencari suara strategi elektoral untuk mencari suara. Khususnya setelah Pak Prabowo masuk ke dalam pemerintahan Pak Jokowi,” jelasnya.

Qodari menambahkan, publik telah mengetahui selama ini suara-suara atau pemilih yang tidak puas dengan Jokowi banyak yang lari ke partai-partai yang di luar pemerinthaan seperti PKS dan Demokrat.

“Ketika Gerindra masuk ke dalam pemerintahan, itu bisa dilihat oleh Demokrat sebagai peluang untuk merebut atau mengonsolidasikan pemilih-pemilih yang tidak puas dengan Pak Jokowi,” tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya