Berita

Bendera negara-negara partisipan kesepakatan nuklir Iran atau JCPOA 2015/Net

Dunia

Iran Tolak Kehadiran Arab Saudi Dalam Negosiasi Kesepakatan Nuklir

MINGGU, 31 JANUARI 2021 | 10:40 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Iran menolak untuk melakukan negosiasi baru terkait kesepakatan nuklir, khususnya pada perubahan negara partisipan.

Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) merupakan kesepakatan yang ditandatangani oleh lima negara anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Jerman pada 2015 untuk mengendalikan pengembangan nuklir Iran.

Namun Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut, untuk menghidupkan kembali JCPOA maka diperlukan kehadiran Arab Saudi. Hal itu tidak diterima oleh Iran.


"Kesepakatan nuklir adalah perjanjian internasional multilateral yang diratifikasi oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231, yang tidak dapat dinegosiasikan dan pihak-pihak di dalamnya jelas dan tidak dapat diubah," tegas jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh pada Sabtu (30/1).

Dikutip dari Al Jazeera, Khatibzadeh mengatakan Macron harus bisa mengendalikan diri.

"Jika para pejabat Prancis khawatir tentang penjualan senjata mereka yang besar ke negara-negara Teluk Arab, mereka lebih baik mempertimbangkan kembali kebijakan mereka," ujarnya.

"Senjata Prancis, bersama dengan senjata Barat lainnya, tidak hanya menyebabkan pembantaian ribuan orang Yaman, tetapi juga menjadi penyebab utama ketidakstabilan kawasan," tambahnya.

Setelah mantan Presiden Donald Trump mengeluarkan Amerika Serikat (AS) dari kesepakatan pada 2018, Iran mulai kembali mengembangkan aktivitas pengayaan uraniumnya. Di sisi lain, Trump juga memberlakukan kebijakan tekanan maksimum yang memberatkan Iran.

Pemerintahan baru Presiden Joe Biden telah menyatakan niat untuk bergabung kembali dengan JCPOA jika Iran telah mematuhi kembali persyaratan.

Namun Iran telah menolak tuntutan AS sebelum Washington mencabut sanksi terhadap Teheran.

Seiring dengan proses tersebut, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan negara-negara Teluk Arab harus terlibat dalam setiap pembicaraan. Mereka juga mendesak agar negosiasi bukan hanya meliputi program nuklir, tetapi juga program rudal balistik Iran.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya