Berita

Presiden Vladimir Putin/Net

Dunia

Vladimir Putin Perpanjang Perjanjian New START Hingga 5 Februari 2026

SABTU, 30 JANUARI 2021 | 12:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perjanjian kontrol senjata nuklir antara Rusia dan Amerika akhirnya resmi diperpanjang hingga 5 Februari 2026, setelah Presiden Vladimir Putin menandatanganinya pada Jumat (29/1) waktu setempat,  seminggu sebelum pakta tersebut berakhir.

Informasi mengenai hal tersebut disampaikan langsung oleh Istana Kremlin dalam sebuah pernyataan resmi mereka.

"Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang federal tentang ratifikasi perpanjangan perjanjian antara Rusia dan AS," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, mengacu pada New START, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (30/1).

Kedua majelis parlemen Rusia memberikan suara bulat pada Rabu (27/1) untuk memperpanjang perjanjian New Start selama lima tahun. Sehari sebelumnya, Putin dan Joe Biden telah membahas perjanjian nuklir lewat panggilan telepon.

"Hukum federal saat ini mulai berlaku pada hari publikasi resminya," kata pernyataan itu.

Kremlin mengatakan perpanjangan pakta memungkinkan untuk menjaga transparansi dan prediktabilitas hubungan strategis antara Rusia dan Amerika Serikat, (dan) untuk mendukung stabilitas strategis global.

Perpanjangan pakta tidak memerlukan persetujuan kongres di AS, tetapi anggota parlemen Rusia harus meratifikasi langkah tersebut.

Diplomat Rusia mengatakan perpanjangan akan divalidasi dengan bertukar catatan diplomatik setelah semua prosedur selesai
.
Penandatanganan perjanjian ini sebagai langkah awal, di tengah memburuknya hubungan antara Kremlin dan Washington dalam beberapa waktu terakhir.

Berbicara di Forum Ekonomi Dunia yang diadakan hampir tahun ini, Putin pada hari Rabu memuji perpanjangan perjanjian sebagai perkembangan positif dalam mengurangi ketegangan global.

"Tidak diragukan lagi ini adalah langkah ke arah yang benar," kata Putin.

Ditandatangani pada 2010, New START membatasi 1.550 jumlah hulu ledak nuklir yang dapat digunakan oleh Moskow dan Washington, yang mengendalikan persenjataan nuklir terbesar di dunia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya