Berita

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan Menlu Iran Javad Zarif dalam pertemuan di Istana Dolmabahce di Istanbul, Turki, 29 Januari 2021/Net

Dunia

Turki Dukung Iran, Desak AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Dan Mencabut Sanksinya Terhadap Teheran

SABTU, 30 JANUARI 2021 | 06:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Turki akan mendukung dan berdiri bersama Iran dalam harapan yang sama agar AS kembali kepada perjanjian nuklir 2015. 

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa negaranya memiliki sikap yang jelas terhadap hal tersebut termasuk tentang sanksi AS.
Dalam pertemuannya dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif pada Jumat (29/1), Cavusoglu mengatakan, dengan kembalinya AS ke perjanjian nuklir Iran dan mencabut sanksi terhadap republik Islam itu, maka akan membuka jalan bagi  meningkatkan perdagangan antara kedua tetangga.


"Kami berharap Amerika Serikat akan kembali ke perjanjian di bawah pemerintahan Biden," ujar Cavusoglu pada konferensi pers bersama Zarif di Istanbul, Jumat (29/1).

Sikap AS selama ini telah menghambat perdagangan antara Turki dan Iran, termasuk pembelian besar minyak Iran oleh Turki.

"Turki memiliki sikap yang jelas terhadap sanksi AS," jelas Cavusoglu.

Menanggapi Cavusoglu, Zarif mengatakan bahwa hubungan Iran-Turki sangat penting dan memiliki manfaat yang besar. Kerja sama antara Turki dan Iran di Kaukasus tentunya akan menguntungkan negara-negara kawasan. Zarif berharap volume perdagangan kedua negara kembali ke masa sebelum pandemi dan embargo, seperti dikutip TRT.

"Sayangnya, AS terbiasa menjatuhkan sanksi," keluh Zarif.

Joe Biden telah menunjukkan gelagat baik untuk mengadakan pendekatan baru ke Timur Tengah, termasuk kembalinya diplomasi secara bertahap dengan Iran. Namun, Menteri Luar Negeri AS yang baru, Antony Blinken, di hari pertama tugasnya telah mengatakan Washington hanya akan bergabung kembali dengan perjanjian Iran, yang ditinggalkan Donald Trump pada 2018, setelah Teheran kembali mematuhi persyaratannya.

"Permintaan tidak praktis dan tidak akan terjadi," kata Zarif.

Zanif bersikukuh bahwa AS yang harus mengambil langkah itu lebih dulu. Menurutnya, Washington harus mengambil langkah pertama karena Washington lah yang telah meninggalkan perjanjian 2015.

"Kami siap untuk melakukan bagian kami setelah Amerika memenuhi komitmennya," ujar Zarif pada konferensi pers itu.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

UPDATE

Jelang Laga Play-off, Shin Tae-yong Fokus Kebugaran Pemain

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:54

Preseden Buruk, 3 Calon Anggota DPRD Kota Bandung Berstatus Tersangka

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:40

Prof Romli: KPK Gagal Sejak Era Antasari, Diperburuk Kinerja Dewas

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:15

Waspada Hujan Disertai Petir di Jakarta pada Malam Hari

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:28

Kemenag Minta Umat Tak Terprovokasi Keributan di Tangsel

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:23

Barikade 98: Indonesia Lawyers Club Lebih Menghibur daripada Presidential Club

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:20

Baznas Ungkap Kiat Sukses Pengumpulan ZIS-DSKL Ramadan 2024

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:01

Walkot Jakpus Ingatkan Warga Jaga Kerukunan Jelang Pilgub

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:35

Banyak Fasos Fasum di Jakarta Rawan Diserobot

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:19

Sopir Taksi Online Dianiaya Pengendara Mobil di Palembang

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:15

Selengkapnya